Ibadah Haji Bawa Pesan Kasih Sayang
MAKKAH — Haji bukan semata-mata ritual. Di dalamnya terdapat pesan-pesan kasih sayang yang harus ditangkap para jamaah dan membawanya dalam kehidupan di Tanah Air.
Wakil pemimpin rombongan haji Indonesia KH Yahya Cholil Staquf menyitir hadis Rasulullah dari Jabir, Rasulullah bersabda, tiada ganjaran untuk haji mabrur kecuali surga. Lalu sahabat bertanya, apa itu kemabruran haji? Rasulullah menjawab, “Memberi makan dan menyebarluaskan kedamaian.” Hadis sahih ini diriwayatkan Imam Hakim.
Kiai Staquf menjelaskan menolong sesama dan menebarkan kedamaian adalah kunci haji mabrur. Asalnya dari mental rahmah, yaitu sikap menghadirkan diri seperti rahim ibu: merengkuh, melindungi, dan menghidupi.
Allah menyayangi manusia, sehingga mengirimkan utusannya, Rasulullah, untuk memperbaiki kehidupan. Dengan dakwah Rasulullah, perilaku manusia merujuk kepada nilai agama, sehingga menjadi makhluk mulia yang disegani ciptaan Allah lainnya.
Kiai Staquf juga menyampaikan tiga tema pokok haji: menahan hawa nafsu (la rafats), menghindari maksiat (la fusuq) dan kerukunan atau menghindari adu argumentasi (la jidal). Ketiganya juga menjadi larangan selama jamaah mengenakan ihram dan berwukuf.
Imam Masjid al-Haram Syekh Su’ud bin Ibrahim bin Muhammad as-Syuraim dalam khotbah Jumatnya pekan lalu mengatakan, ibadah agung yang dinantikan sepanjang kehidupan. Ketika melaksanakan rentetan haji, jamaah akan merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan.
Kebahagiaan itu terasa jelas ketika jamaah melaksanakan tawaf. Mereka selama ini hanya diarahkan menghadap kiblat saat shalat. Kini mereka melihat dengan mata-kepala langsung kiblat itu: ka’bah. “Rasanya sangat menyejukkan hati,” kata Syuraim.
Karena ibadah yang agung ini, manusia dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke al-Haram. Dulu jamaah haji berdatangan dengan bersusah payah. Ada yang berjalan kaki, menunggangi kuda dan onta kurus. Kini mereka berdatangan dengan kendaraan canggih, seperti pesawat, bus, dan mobil.
Syuraim menyebutkan sejumlah manfaat haji. Pertama adalah menyucikan hati dari dosa. Tawaf tujuh putaran merupakan salah satu caranya. Dari satu putaran ke lainnya hati akan dibersihkan dan batin akan terasa seperti diangkat ke langit ke tujuh, tempat para malaikat mengagungkan asma Allah.
Haji juga wasilah untuk membangun kedekatan (muraqabah) kepada Allah. selama melaksanakan haji, jamaah akan selalu menyebut asma-Nya dalam berzikir dan bershalawat. Ruang-ruang suci (al-masyair al-muqaddasah) terbuka untuk mereka tempati, seperti Masjid al-Haram yang menjadi ruang shalat dengan 100 ribu pahala, Arafah yang menjadi tempat bertobat, Muzdalifah yang menjadi tempat mabit, dan Mina yang merupakan tujuan jamaah melempar jumrah hingga akhir hari tasyriq.(*/Republika)