JAKARTA – Kantor Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Jakarta yang beralamat di Jalan Menteng Raya Nomor 58 Jakarta Pusat diobrak-abrik aparat kepolisian, Selasa malam (13/10/2020).
Sejak Selasa siang (13/10/2020), Sekretariat GPII dan PII di Jalan Menteng Raya Nomor 58 Jakarta Pusat menjadi tempat parkir dan transit peserta Aksi Tolak Omnibus Law, kegiatan berjalan lancar hingga pukul 16.00. Sebelumnya, massa dari arah Tugu Tani dipaksa mundur hingga masuk ke tempat transit, hingga saat itu kondisi kembali aman.
Pukul 19.00 WIB peserta aksi mulai berangsur pulang ke tempat tinggal masing-masing, beberapa masih beristirahat di Kantor PII.
Pukul 19.40 WIB terjadi keributan di Jalan Kramat Raya, warga dan massa aksi menonton keributan dari Tugu Tani dekat sekretariat PII.
Pada pukul 19:50 WIB Usai menembakkan gas air mata, pihak kepolisian pun masuk ke dalam kantor mendobrak dan memecahkan kaca pintu.
Perlu diketahui, di dalam kantor tidak semua berisi massa aksi, ada warga dan pengurus yang sedang berkantor, salah satunya seorang ibu beserta bayi yang baru berumur 3 bulan, beserta anak usia 2 dan 3 tahun terpapar gas air mata.
Baca juga: Begini Kronologis Perusakan Sekretariat PII da GPII oleh Oknum Aparat
Penangkapan dan pemukulan pun mulai dilakukan oleh pihak kepolisian, beberapa pengurus ada yang luka akibat tertembak selongsong gas air mata dan bekas cucuran darah segar di sekretariat. Usai itu warga dan pengurus serta massa aksi pun diangkut oleh pihak kepolisian.
Ini 10 Aktivis PII yang dibawa aparat:
- Anja Hawari Fasya ( Ketua Umum PW PII Jakarta )
- Moch Syafiq Lamenele ( Ketua Umum PD PII Jakarta Utara )
- Miqdadul Haq ( Bendum PD PII Jakarta Utara )
- Khaerul Hadad ( Kastaff Teritorial Koorwil Brigade PII Jakarta )
- Lulu Bahijah Sungkar ( Kastaff Adlog Koorwil Brigade PII Jakarta )
- Zaenal Abidin ( Kader PII Jakarta Utara )
- Mahmud Saadi ( Kabid PPO PW PII Jakarta )
- Agung Hidayat ( Staff KU PW PII Jakarta )
- Asep Saefurrahman ( PB PII )
- Zulherman (PB PII)
“PB PII mengecam keras aksi penyerangan, penganiyaan, penangkapan dan diskriminasi terhadap pengurus PII yang dilakukan aparat kepolisian pada Selasa (13/10/2020),” Ucap Husin Tasrik Makruf, Ketua Umum PB PII dalam rilis pernyataan sikap.
“Selanjutnya mendesak Kapolda Metro Jaya untuk membebaskan dan memberikan penjelasan kepada Pengurus PII atas arogansi yang dilakukan dengan insiden penyerangan sekretariat PII,” lanjutnya.
“Dan terakhir saya menghimbau kepada Kader PII di seluruh tanah air untuk menahan diri dalam menyikapi insiden ini dan tidak melakukan tindakan diluar akal sehat,” pungkasnya. (*/Red/Rizal)
