Ini Strategi Polisi, Berantas Calo Pembuatan SIM

Dprd ied

JAKARTA – Surat Izin Mengemudi menjadi persyaratan yang wajib dimiliki dan dibawa ketika berkendara di jalan. Namun, untuk memiliki SIM memang kerap dianggap tak mudah dan butuh proses panjang.

Untuk mendapatkan SIM masyarakat harus melakukan pendaftaran, tes kesehatan, pembayaran, identifikasi diri, mengikuti ujian teori dan praktik. Jika dinyatakan lulus maka SIM akan diterbitkan sesuai data pemohon. Proses yang harus dilalui bagi sebagian orang dianggap merepotkan, dan akhirnya tak sedikit yang memilih jalan pintas dengan memanfaatkan jasa calo SIM.

Menurut Kepala Seksi SIM Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar, praktik percaloan saat membuat SIM bisa dikategorikan sebagai tindak kejahatan. “Praktik percaloan itu sama kayak kejahatan karena ada niat dan kesempatan. Makanya ini kami terus kurangi,” kata Fahri.

Mengurangi percaloan saat membuat SIM, diakui Fahri bukan hal mudah. Meski demikian, pihaknya berusaha semaksimal mungkin mengurangi ruang gerak untuk bisa terjadinya perantara saat hendak membuat SIM.

dprd tangsel

Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi praktik calo, mulai dari mengganti ujian tertulis dari model konvensional menjadi sistem komputerisasi, lalu menggunakan identitas atau name tag selama berada di area pembuatan SIM, hingga melakukan pembagian untuk pemohon SIM motor maupun mobil.

“Kami lakukan kanalisasi, yang motor sendiri, mobil sendiri, jadi kami kasih jalur. Lalu identifikasi kami lakukan di awal, supaya saat ujian dia muncul tidak bisa pakai joki,” ujarnya.

Polisi yang bertugas di area pembuatan SIM juga diberikan sertifikasi agar bekerja profesional. Jika melanggar, kata Fahri, akan diberi sanksi, mulai dari pencabutan sertifikat hingga mutasi atau pemindahan lokasi tugas.

Saat ini, Fahri mengatakan, dibutuhkan juga kerjasama dari masyarakat pemohon SIM. Dia mengatakan, sebelum membuat SIM baiknya dilakukan pelatihan dan diingatkan bahwa menggunakan jasa calo adalah perbuatan tidak baik.

“Polisinya mau, masyarakat enggak mau pakai jasanya, enggak jadi tuh barang. Pas masyarakat mau tetapi polisi enggak mau, enggak ada tuh calo. Makanya ini harus sama-sama dibina dan edukasi” ucap Fahri. (*/Viva)

Golkat ied