Kala Menteri Kebudayaan Fadli Zon Mampir di Kantor PWI
JAKARTA – Menteri Kebudayaan Fadli Zon Selasa (12/11) siang berkunjung ke Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI) Jakarta.
Ia sempat mampir ke ruang kantor Seksi Film & Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya, yang kini jadi kantor sementara PWI Pusat.
Menteri yang mengenakan batik warna biru dengan kacamata bulat itu disambut Ketua Dewan Penasihat PWI Pusat, Ilham Bintang, Ketua Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Marthen Slamet Susanto, Marah Sakti Siregar serta para pengurus PWI Pusat lainnya.
Tokoh perfilman Deddy Mizwar yang kebetulan sedang bertamu di kantor PWI juga menyambut kedatangan Fadli Zon.
Ilham Bintang menjelaskan keberadaan kantor PWI Pusat yang selama ini merupakan kantor seksi perfilman PWI Jaya.
Fadli Zon sempat heran mengetahui PWI punya ruang kantor bersama sejumlah organisasi perfilman.
Ketua Yayasan PPHUI, Sonny Pudjisasono, lalu menjelaskan sejak awal berdirinya PPHUI tahun 1975 kantor PWI Seksi Film sudah ada.
“Dulu, ketuanya Bang Ilham Bintang,” kata Sonny yang mengantar Menteri Fadli Zon berkeliling ruangan.
PWI Pusat sementara berkantor di Pusat Perfilman H Usmar Ismail setelah kantor di Gedung Dewan Pers dikosongkan oleh Dewan Pers menyusul terjadinya dualisme kepengurusan sebagai akibat masalah internal di PWI Pusat.
PWI Pusat yang saat ini dipimpin Zulmansyah Sekedang aktif berkantor di PPHUI untuk menggerakkan roda organisasi termasuk menyiapkan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Riau.
Usai mengunjungi kantor PWI, Menteri Fadli Zon menghadiri peringatan tiga tahun H.Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional dan Bapak Perfilman Nasional.
Acara tersebut sekaligus memperingati penetapan 16 tahun Gedung Sinematek Usmar Ismail sebagai Objek Vital Nasional di bidang Kebudayaan dan Pariwisata.
Sinematek merupakan ruang arsip film terbesar di Asia Tenggara dan menyimpan puluhan ribu dokumentasi film nasional.
Sinematek juga menyimpan karya referensi seperti naskah skenario serta equipment film bernilai sejarah.
Acara peringatan tiga tahun H. Usmar Ismail sebagai pahlawan nasional dihadiri ratusan insan perfilman yang memenuhi Hall Usmar Ismail.
Putra dan putri almarhum H. Usmar Ismail juga tampak hadir dalam peringatan tersebut.
Seperti diketahui, Usmar Ismail adalah tokoh perfilman terpenting Indonesia yang dijuluki sebagai Bapak Perfilman Indonesia. Syuting hari pertama filmnya “Darah Dan Doa” pada 30 Maret 1950 diabadikan dan diperingati sebagai Hari Film Nasional.
Almarhum Usmar Ismail juga seorang wartawan, merupakan Ketua Umum PWI Pusat yang kedua (1946-1947).
Dari kalangan perfilman, hadir Raam Punjabi dan istri Raakee Punjabi yang dikenal sebagai Raja Sinetron, Paramitha Rusyadi, Adi Bing Slamet, Iyut Bing Slamet, Yatie Octavia, Marcella Zalianty, Marini Zumarnis, artis yang pernah berjaya di masanya.
Hadir juga para pimpinan organisasi perfilman Indonesia, seperti Deddy Mizwar, Ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Djonny Sjafruddin, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI). ***