Kisah Pak Iim; Rumahnya Hancur Akibat Gempa, Malah Sibuk Bangunkan Rumah Korban Lain

Dprd ied

 

FAKTA – Siapa yang tidak merasa senang saat mendengar kata Ramadan? Bulan Ramadan menjadi momen yang dinanti-nanti oleh umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Ini adalah kesempatan yang datang setahun sekali untuk berkumpul dengan keluarga dan meningkatkan ketakwaan kepada Sang Pencipta.

Namun, tahun ini, Iim Ibrahim akan menjalankan Ramadan dengan sedikit perbedaan. Iim Ibrahim, yang akrab dipanggil Pak Iim, adalah seorang buruh bangunan yang telah menjalani profesi tersebut selama puluhan tahun.

Bencana gempa bumi yang mengguncang Cianjur pada 21 November tahun lalu menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga Pak Iim. Pak Iim tinggal bersama anak-anaknya yang sudah berkeluarga di Kampung Wargaluyu, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.

Rumah mereka menjadi salah satu titik terdampak gempa yang cukup parah. Rumah tersebut telah menyimpan banyak kenangan dan dibangun atas jerih payah anaknya yang bekerja sebagai TKI di Arab Saudi. Saat ini, rumah itu mengalami kerusakan yang cukup parah.

Hal ini memaksa Pak Iim dan keluarganya untuk tinggal di tenda pengungsian untuk sementara waktu bersama warga terdampak lainnya. Gempa bumi magnitudo 5,6 di Cianjur tidak hanya menghancurkan bangunan dan infrastruktur umum, tetapi juga meninggalkan trauma yang mendalam bagi para penyintas.

Begitu juga dengan Pak Iim dan keluarganya, mereka masih merasa khawatir jika harus kembali ke rumah mereka yang rusak.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, melaporkan bahwa per tanggal 24 November, data yang dihimpun menunjukkan korban meninggal mencapai 272 orang, korban luka-luka sebanyak 2.046 orang, dan warga yang mengungsi mencapai 62.545 orang.

Total rumah yang rusak berjumlah 56.311, dengan rincian 22.267 unit rusak berat, 11.836 unit rusak sedang, dan 22.208 unit rusak ringan.

Tetap Menebar Manfaat di Tengah Kesulitan Pak Iim dan keluarga tentu menghadapi situasi yang sangat sulit setelah gempa.

Namun, meskipun menghadapi kondisi yang berubah, keikhlasan hati Pak Iim untuk membantu sesama malah membuka peluang rezeki yang luar biasa.

Meskipun dikenal sebagai buruh bangunan, Pak Iim tetap aktif sebagai relawan untuk membantu membangun Rumah Sementara Layak Huni (Rusli) yang digagas oleh LAZ Al Azhar.

dprd tangsel

Rusli merupakan program pemulihan pascabencana yang bertujuan untuk membangun rumah sementara bagi para penyintas bencana. Penerima manfaat Rusli diprioritaskan bagi mereka yang rumahnya hancur dan memiliki anggota keluarga yang lanjut usia atau anak-anak.

Meskipun keadaan sangat sulit, semangat Pak Iim tak pernah pudar. Keahliannya di bidang bangunan dimanfaatkannya untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Bersama dengan tim Al Azhar Tanggap Bencana, Pak Iim setiap hari terus membangun hunian layak bagi para penyintas sehingga mereka dapat kembali beraktivitas dengan nyaman.

“Saya merasa senang sekali bisa ikut jadi bagian relawan LAZ Al Azhar untuk menolong saudara saya yang terkena musibah, juga rumahnya rusak akibat gempa,” ungkapnya.

Melihat besarnya dampak yang diakibatkan gempa kali ini, telah membangkitkan semangat Pak Iim untuk ikut serta dalam bergotong royong menjadi relawan dan membantu dalam penanganan bencana. Menurut Pak Iim, dengan membantu sesama akan menjadi amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir hingga di akhirat kelak.

Kegigihan dan kebaikan hati Pak Iim dalam membantu korban bencana mendapatkan apresiasi dari tim Al Azhar Tanggap Bencana. Mereka memberikan bantuan untuk membangun Rusli bagi Pak Iim sebagai tanda terima kasih atas dedikasi dan kerja kerasnya. Selain itu, melalui apresiasi ini, LAZ Al Azhar juga membantu mewujudkan mimpi Pak Iim untuk memiliki rumah sendiri agar tidak perlu lagi berdesakan dalam satu rumah yang dihuni oleh banyak kepala.

“Alhamdulillah, sebenarnya saya sudah punya keinginan rumah sendiri. Akhirnya ada rezekinya lewat LAZ Al Azhar ini,” ujarnya penuh syukur.

Kini, Pak Iim dapat menghadapi bulan Ramadan dengan lebih tenang karena rumah yang ia tempati sekarang telah dibangun dengan bahan material yang kuat dan memiliki struktur bangunan yang aman dari ancaman gempa susulan yang masih sering terjadi di wilayah Cianjur.

Dengan kondisi rumah yang lebih baik, Pak Iim dapat fokus pada ibadah puasa dan meningkatkan ketakwaannya tanpa khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Seperti Apa Spesifikasi Rusli?
Rusli dirancang layaknya rumah pada umumnya dengan terinspirasi oleh kearifan lokal masyarakat Sunda yang menggunakan “bilik bambu”.

Adapun ruangan di dalamnya dirancang senyaman mungkin dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, dan ruang untuk memasak. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penyintas gempa.

Rusli dibangun di atas tanah seluas 5×6 meter dan menggunakan pondasi bata dengan ketinggian 60 cm. Bahan-bahan kayu unggulan seperti kayu kelapa super digunakan dalam pembangunan Rusli, dan atapnya berbahan spandek pasir.

Pembangunan Rusli untuk para penyintas gempa Cianjur ditargetkan mencapai 1.000 unit. Beberapa penerima manfaat Rusli yang dibangun LAZ Al Azhar bahkan mengaku akan menjadikan rumah tersebut sebagai hunian tetap.

Semoga Pak Iim dan para penyintas lainnya dapat menjalankan Ramadan dengan nyaman. (*/Red)

Golkat ied