Politisi Harus Belajar Dari Belva Dan Andi, Jangan Malu Mundur Kalau Terbukti Gagal

Hut bhayangkara

JAKARTA – Dua Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra, menjadi sorotan publik beberapa hari ke belakang ini.

Pasalnya, mereka memilih hengkang dari jabatan strategis itu di saat perusahaannya dipolemikkan.

Terlepas dari hal tersebut, pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, mengapresiasi mundurnya para stafsus ini.

Loading...

“Mundurnya Stafsus Presiden harus kita apresiasi, ini sangat baik bagi fatsun dan tradisi politik Indonesia,” ujar Pangi Syarwi Chaniago kepada wartawan, Sabtu (25/4/2020).

Melalui fenomena sikap yang ditunjukan dua Stafsus Presiden itu, para politisi termasuk kalangan senior sepatutnya mulai mengaca. Sebab, apa yang ditunjukan Belva Devara dan juga Andi Taufan adalah bentuk akhlak yang baik.

“Ini menjadi spektrum baru dan energi baru, bagaimana anak muda memberikan contoh akhlak yang baik, mundur demi kebaikan yang lebih baik lagi, merasa malu,” ujar Direktur Eksekutif Voxpol Centre ini.

“Beda dengan politisi tua kita, maaf enggak punya akhlak, sudah gagal, sudah enggak bisa berbuat apa-apa, tetap enggak mau mundur. Tetap enggak punya urat syaraf malu. Cobalah politisi tua kita belajar dan merenung,” tandas Pangi Syarwi Chaniago menambahkan. (*/RMOL)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien