Prabowo Mengaku Ikut Sarankan Soeharto Mundur pada Mei 1998 Silam
JAKARTA – CALON presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku menjadi salah satu orang yang menyarankan Soehartomundur dari jabatan Presiden, pada Mei 1998 silam.
Hal itu bukan karena ia tidak loyal, melainkan saking cintanya pada mertuanya tersebut.
“Waktu itu saya ikut menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Bukan saya enggak loyal pada Pak Harto, justru saya loyal dan cinta sama Pak Harto,” ujar Prabowo Subianto dalam sambutannya di acara deklarasi dukungan Gerakan Elaborasi Rektor, Akademisi, dan Aktivis Kampus Indonesia (Geraaak) di Balai, Kartini, Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Prabowo Subianto mengatakan, saat itu ia mendukung gerakan reformasi.
Dukungan tersebut ia berikan karena ia sadar Bangsa Indonesia saat itu dikelola secara salah oleh para elite. Pengelolaan yang salah itu yakni larinya kekayaan Indonesia ke luar negeri.
“Inti penyakit Bangsa Indonesia adalah bahwa kekayaan Bangsa Indonesia tidak tinggal di Indonesia. Dan ini sudah terjadi puluhan tahun, dan ini harus kita akui sebagai kegagalan elite Indonesia,” tuturnya.
“Ini bagian dari kegagalan saya karena saya dulu elite, elite tentara, dan saya berusaha memperbaiki elite dari dalam, makanya kami dukung gerakan reformasi,” jelasnya.
Prabowo Subianto mengaku saat itu mendukung reformasi, meskipun penguasa rezimnya adalah mertuanya sendiri.
Saat itu, ia merasa harus harus mengambil keputusan, apakah membela keluarga atau membela bangsa Indonesia.
• Bongkar Percakapan Bahas Keislaman Prabowo, Yusril Sebut Riziq Shihab Si Raja Bohong
“Pada saatnya saya harus ambil keputusan apakah membela keluarga atau membela suatu kesetiaan yang lebih tinggi dari sekadar kekeluargaan, yaitu setia pada bangsa dan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Saat menghadiri Haul Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Selatan, Kamis (27/9/2018) tahun lalu, Prabowo Subiantomenyebut Soeharto telah berjasa bagi Indonesia.
“Ya saya kira beliau sangat berjasa bagi bangsa dan negara. Beliau adalah bapak bangsa, bapak pembangunan,” kata Prabowo Subianto.
Menurut Prabowo Subianto, Soeharto telah berkali kali menyelamatkan Indonesia dari krisis. Sehingga, menurutnya pantas bagi masyarakat Indonesia mengenang jasa-jasa Soeharto.
“Berkali-kali menyelamatkan negara dalam keadaan krisis. Ya saya kira pantaslah kita selalu mengenang jasa-jasa beliau,” ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto kembali menyinggung soal kebocoran anggaran.
Bahkan, Prabowo Subianto melampirkan pernyataan salah satu komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pemberitaan salah satu media online, bahwa kebocoran anggaran tersebut mencapai Rp 2 ribu triliun.
“Kebocoran kita saya hitung lebih dari 1.000 triliun. Bukan dibantah, tapi dihina dan diejek. Tapi saya beruntung bahwa pimpinan KPK katakan kebocoran kita lebih dari 2.000 triliun. Jadi sekarang yang benar siapa?” Kata Prabowo Subianto, saat berbicara di depan ratusan akdemisi yang tergabung dalam Gerakan Elaborasi Rektor, Akademisi, dan Aktivis Kampus se-Indonesia (Geraaak), di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Prabowo Subianto mengaku sangat senang ada lembaga yang sepaham dengannya mengenai kebocoran anggaran tersebut.
Namun dirinya juga sedih, karena anggaran bocor tersebut jumlahnya tidak sedikit.
“Kita bagaimana bisa survive. Dari segi matematik, science, logika, tidak mungkin indonesia survive kalau bocornya 2.000 triliun tiap tahun,” ujarnya
Prabowo Subianto mengatakan, kebocoran anggaran tersebut menjadi sumber penyakit Bangsa Indonesia saat ini.
Bila tidak bocor, katanya, uang tersebut bisa digunakan untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia, salah satunya dengan swasembada pangan.
Dua ribu triliun tersebut menurut Prabowo Subianto bisa digunakan untuk membuka 5 juta hektare lahan pertanian.
“Mungkin dengan 5 juta hektare pertanian kita bisa swasembada bahan bakar energi. Dengan 5 juta hektare pangan baru, kita bisa swasembada pangan. Jadi hitungan saya enggak sembarangan,” paparnya.
Sebelumnya, KPK mengungkap pendapatan negara hingga saat ini masih belum maksimal.
Bahkan, KPK menyebut adanya kebocoran pendapatan negara yang jumlahnya hampir Rp 2.000 triliun.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengungkapnya dalam sambutan di Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Monitoring Online Penerimaan Pembayaran Pajak Daerah, antara Bank Jateng dengan Pemerintahan Daerah di Jawa Tengah, di Gumaya Tower Hotel, Semarang.
“KPK mulai tahun kemarin tidak hanya konsen pada biaya atau keuangan negara yang dipakai pejabat penyelenggara negara agar sesuai tujuan. Mulai tahun kemarin sudah bicara berapa harusnya penerimaan seluruh daerah yang bisa diterima kalau tidak terjadi kebocoran,” kata Basaria Panjaitan, Senin (1/4/2019).
Menurut Basaria Panjaitan, angka itu didapat dari hasil penghitungan yang dilakukan Litbang KPK. Namun, ia tidak menjelaskan lebih detail mengenai hal tersebut.
“Perhitungan Litbang KPK, harusnya bisa terima Rp 4.000 triliun, tapi kenyataannya APBN kita Rp 2.000 triliun sekian, jadi hampir separuh, lebih mungkin. Kalau kita maksimal dan benar tidak ada kebocoran, maka Rp 4.000 triliun bisa dicapai,” paparnya.
Basaria Panjaitan menambahkan, salah satu upaya mencegah kebocoran anggaran adalah melalui penerapan sistem elektronik dalam penghitungan pendapatan.
Sebelumnya, Prabowo Subiantomengatakan pembangunan Indonesia seharusnya dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Tapi, menurut Prabowo Subianto, kenyataannya anggaran yang disusun pemerintah setiap tahunnya justru bocor dikorupsi.
Berdasarkan data versinya, Prabowo Subianto menyebut setidaknya ada kebocoran anggaran akibat penambahan besaran jumlah alokasi dana (mark up) sekitar Rp 500 triliun per tahun.
“Dari Rp 2.000 triliun (anggaran pemerintah), hampir Rp 500 triliun yang bocor. Uang ini hilang,” ujarnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
Presiden Jokowi lantas menantang calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto, untuk melaporkan klaim kebocoran anggaran yang mencapai Rp 500 triliun, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta laporan tersebut harus pula disertai dengan data dan fakta.
“Duitnya gede banget Rp 500 triliun. Laporin ke KPK dengan bawa bukti-bukti dan bawa fakta. Jangan asal,” tegas Jokowi seusai menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2019, di JI-EXPO, Kemayoran, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Jokowi juga menyinggung pernyataan Prabowo Subianto pada 2014 silam. Ketika itu, disebut pula terjadi kebocoran anggaran sebesar Rp 7.200 triliun. Saat ini, kebocoran anggaran disebut sebesar 25 persen alias Rp 500 triliun.
Menurut Jokowi, bila memang terdapat kebocoran yang disebut mencapai 25 persen dari total APBN tahun lalu atau sekitar Rp 500 triliun, sebaiknya segera dilaporkan kepada KPK.
“Kalau memang bocor sampai 25 persen laporin aja ke KPK. Duit gede banget itu,” ucap Jokowi.
Lantas, Prabowo Subianto mengatakan, apabila ia berbicara mengenai adanya kebocoran anggaran, ia malah dituntut untuk membuktikannya.
Oleh karena itu, menurut Prabowo Subianto, apabila ia disuruh membuktikan, maka ia meminta dirinya dipilih pada Pemilu 17 April mendatang.
“Kalau saya bicara kebocoran, buktikan mana? Loh, makanya pilih saya jadi presiden, saya buktikan. Saya tidak minta kalian milih saya sebagai presiden, saya tidak minta karena tidak boleh di sini. Tolong direkam ya, rekam, nanti disemprit lagi,” tuturnya, dalam acara dialog bersama Komunias Kesehatan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019).
Meskipun demikian, Prabowo Subianto yakin Indonesia bisa bangkit menjadi negara maju, bila cara mengelola negara diubah.
Indonesia, menurutnya, merupakan negara kaya yang bila kekayaanya tidak lari ke luar negeri, bisa digunakan untuk pembangunan.
“Saya kira masalah-masalah yang kita hadapi, dapat kita atasi. Saya sangat optimis kita dapat mengatasi masalah itu. Bersama para ahli, kita punya kuncinya, adalah kita butuh di tingkat yang paling tinggi kekuasaannya, strategi yang benar, falsafah pengelolaan yang benar,” paparnya.
Prabowo Subianto tidak menampik ada sekelompok orang yang tidak suka padanya. Menurutnya, kelompok tersebut tidak suka karena ia mengungkapkan bahwa kekayaan Indonesia banyak yang lari ke luar negeri.
“Inti kesimpulan daripada pandangan saya adalah persoalan Bangsa Indonesia adalah masalah, karena banyak orang tidak suka dengan saya, karena saya bicarakan ini, tapi ini harus dibicarakan oleh semua kalangan. Inti masalah Indonesia adalah bahwa kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia,” beber Prabowo Subianto.
Menurut Prabowo Subianto, banyak orang tidak suka ia mengungkapkan adanya kebocoran anggaran kurang lebih Rp 1.000 triliun per tahun.
Hal itu, katanya, mengakibatkan Indonesia tidak memiliki tabungan, karena kekayaannya terus mengalir ke luar negeri.
”Saya tidak mau asal bicara, saya bicara berdasarkan fakta. Saya melihat ini karena saya menganalisa ternyata kok bagaimana, sistem ekonomi macam mana mengizinkan kekayaan negara mengalir terus keluar?” ucapnya.
Mantan Panglima Kostrad itu mengatakan, kebocoran anggaran tersebut merupakan fakta dan sudah ia tulis dalam buku Paradoks Indonesia dan Indonesia Menang. Ia pu mengaku berani mempertanggungjawabkan pernyataannya tersebut.
“Dan ini sudah berjalan puluhan tahun dan banyak orang tidak suka, karena Prabowo Subianto yang bicara ini. Saya juga tidak suka, tapi saya harus bicara, kalau tidak, ujung-ujungnya adalah duit, urusannya adalah semua uang,” bebernya. (*/Wartakota)