Cak Imin Dampingi Anies, Warga NU Patut Bersyukur
Oleh: Ali Mujahidin, Ketua Umum PB Al-Khairiyah
Warga Nahdlatul Ulama dan ummat Islam semestinya bersyukur atas dideklarasikannya Anies dan Cak Imin menjadi kandidat bakal calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 yang akan datang dah hal itu sepatutnya disyukuri sebagai karunia Illahi.
Beberapa alasannya antara yaitu: Pertama: Bahwa Cak Imin diakui atau tidak merupakan representasi keluarga besar Nahdlatul Ulama dan itu tidak bisa dipungkiri oleh siapapun, yang artinya bahwa keberadaan Cak Imin dapat dipastikan akan juga memperjuangkan kepentingan ummat terutama warga Nahdlatul Ulama.
Soal organisasi PBNU saya kira itu persoalan lain, karena jauh kemungkinan juga jika secara institusi organisasi dan kelembagaan organisasi terlibat dukung mendukung dalam politik praktis.
Salama hal ini paling tidak representasi kader NU sudah dapat peluang emas dalam suksesi kepemimpinan nasional dari dimensi satu Bakal Calon wakil presiden yang berpasangan dengan Anis Baswedan.
Kedua: Setelah Cak Imin yang berpasangan dengan Anies, masih sangat terbuka dan berpotensi kemungkinan lainnya, misalkan Prabowo berpasangan dengan Mahfud MD yang juga dapat dikatakan warga NU, atau Prabowo dengan Eric Tohir yang pernah menjadi ketua panitia Harlah NU yang mungkin juga diakui sebagai anggota NU, atau Prabowo berpasangan dengan KH.Aqil Siroj atau juga warga dan anggota NU lainnya.
Ketiga: selanjutnya mungkin saja Ganjar berpasangan dengan Mahfud MD atau dengan KH.Aqil Siraj, KH.Nazarudin Umar, Gus Yakut Clolol Chaumas, Gus Yahya Cholil Staquf, bahkan juga tidak menutup kemungkinan warga NU lainnya.
Dengan demikian artinya bahwa dalam pandangan politik nasional pengaruh opini NU dan suara ummat Islam masih sangat diperlukan, meskipun yang menarik untuk pertama kali Capres dan Cawapres Anies dan Cak Imin itu dipandang awal representasi titik kesamaan kepentingan Islam Moderen dan Islam Nusantara, dimana indikasinya PKB dan PKS berpotensi menjadi satu dalam satu kepentingan.
Yang perlu diperjuangkan oleh warga NU saat ini bagai bagai mana minimal semua capres wakilnya dari warga NU, sehingga ke depan dapat berkomitmen memperjuangkan kepentingan NU dan ummat Islam di Negara dan bangsa yang mayoritas Islam ini dan bukan berarti politik identitas, tapi kewajaran dalam konteks keadilan.
Oleh karena itu sebaiknya warga NU patut bersyukur atas karunia Illahi tersebut, dan alangkah indahnya isu-isu negatif dikalangan internal baik tentang cak Imin atau Bakal Calon Wakil lainnya diredam dengan penuh kesadaran dan rasa syukur.
Misalkan tentang isu “Cak Imin menghianati Gusdur” itu sudah dijelaskan dan jadi isul lima tahunan, kemudian isu bahwa PKB bukan NU, sepengetahuan kami PKB lahir oleh gagasan para Kiyai dan tokoh NU terutama saat itu KH.Gusdur / Abdurahman Wahid.
Jadi alangkah indahnya jika warga NU mensyukuri karunia Illahi itu, adapun esok ternyata ada lagi warga NU yang misalkan menjadi Bacalon Wapres Ganjar atau Prabowo, itulah realitas dan dinamika politik yang patut juga di syukuri.
Adapun tentang mendukung dan memilih pada gilirannya warga NU juga punya pemikiran. ***