Menanti Ormas Lewat Tangan Dingin Anies Baswedan
Penulis : Taufik Hidayatullah
Dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan di Indonesia butuh payung organisasi untuk mewadahi kehidupan yang dirasa berat dan tak mudah.
Sejatinya bangsa mesti hadir dalam setiap agenda kehidupan warga bangsanya. Dalam memberikan harapan Indonesia dalam wahana masa depan yang cerah.
Gebrakan yang memberikan harapan perlu dikumpulkan untuk menjadi sebuah gerakan. Indonesia mesti maju.
Indonesia harus bergeser menjadi Negara maju dan berkemajuan.
Ya, sesulit apapun kehidupan masyarakat konsistensi keakraban dan gotong royong mesti dikedepankan.
Pilpres telah usai dinamika social politik perlu dijalin kembali dengan sejuk, dan yang tak terpilih tak mesti bergabung semua kedalam pemerintahan.
Namun perlu adanya check and balances agar roda yang berputar dalam kekuasaan ada yang memompanya saat kehabisan angin agar tetap berputar.
Ya, sosok Anies Rasyid Baswedan lah jawabannya. Ya gagasan-gagasannya dalam membangun Indonesia, gagasan-gagasannya dalam menata demokrasi agar memiliki angin segar dan memberikan harapan yang indah bagi rakyat masyarakat yang hilang arah.
Pemimpin yang sejati tidak mesti lahir dan diakui secara konstitusi Negara. Namun bisa juga lewat gerakan moral yang berbasis gagasan social ekonomi untuk menampungnya lewat Ormas misalnya.
Ya, dalam Podcast Pedjuang terdapat sinyal itu. Diskusi yang diisi dengan sosok mantan menteri perdagangan sekaligus sosok yang dekat dengan Anies Rasyid Baswedan.
Sebut saja Tom Lembong yang memberikan sinyal rasa-rasanya ORMAS lah yang dinakhodai Anies Rasyid Baswedan nantinya kedepan.
Hal ini dirasa memberikan angin segar dikarenakan menurut kaca mata penulis Ormas lebih bersifat inklusif dan terbuka bagi semua pihak dan golongan untuk bisa bergabung, baik dari kalangan politisi, aktivis kemanusiaan, aktivis lingkungan, tokoh budayawan, penulis, seniman hingga Dosen dan mahasiswa.
Hal ini bisa menampung semua gagasan-gagasan besar untuk membantu rakyat yang tercekik kesulitan hidup.
Dikarenakan kita sama tahu banyak pengangguran serta PHK yang cukup tinggi angkanya.
Alternatif inilah yang rasa-rasanya diperlukan hari-hari ini. Dinamika social ekonomi perlu dihidupkan agar harapan Indonesia emas tahun 2045 itu dapat terwujud sesegera mungkin dalam tempo yang sesingkat singkatnya.
Namun, tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan, ormas apapun nantinya yang disodorkan nantinya.
Semoga itu mampu memberikan harapan alternative ditengah kalangan ekonomi menengah turun kelas dan daya beli menurun.
Penulis berharap gebrakan ini sifatnya moral bukan hanya politik kekuasaan karena ada yang lebih penting dari itu, ialah kestabilan harga bahan pokok dan ekonomi tumbuh sekaligus daya beli tumbuh.
Anies Rasyid Baswedan bisa menginisiasi berdirinya lapangan pekerjaan misalnya hingga menghidupkan UMKM ketimbang menunggu momentum politik untuk hanya sekedar berkuasa saja. Wallahu’alam. ***