Siapa Sajakah Orang yang Berpotensi Menjadi Sombong?

KPU Cilegon Coblos

*) Oleh: Ilung (Sang Revolusioner)

FAKTA BANTEN – Ada yang bertanya; Siapa saja sih orang yang bisa sombong itu?

Banyak potensi orang bisa menjadi sombong dalam kehidupannya. Dari realitas yang terjadi selama ini, banyak faktor yang melatar belakanginya, baik secara psikologis maupun lingkungan di sekitarnya.

Diantaranya adalah;

*Orang Kaya*

Mungkin orang kaya lebih berpotensi bisa bersikap sombong, sehingga kita tak heran dengan sering mendengar istilah; ‘kesombongan feodal’ dan OKB (Orang Kaya Baru) yang berkembang di dalam masyarakat.

Seseorang dari punya motor kemudian punya mobil, munculah kesombongan itu. Dari punya mobil tambah punya mobil mewah, tambah lagi kesombongannya. Jadi sebenarnya, itu terjadi karena ia terancam oleh kelemahan jiwa. Jadi setiap ada ekses yang naik itu resikonya menjadi sombong dan angkuh. Maka makin kita kaya kita makin terancam menjadi sombong.

Bahkan ada trend di kalangan orang-orang kaya di wilayah yang tidak saya sebutkan. Bukan hanya kemewahan kekayaan yang jadi gengsi. Karena punya isteri lebih dari satu, juga menjadi pertaruhan reputasi bagi orang kaya di tempat tersebut.

Padahal jelas, makin kita kaya, makin terancam untuk hancur oleh kesombongan. Dan bukan hanya orang kaya.

*Orang Kuasa*

Orang makin berkuasa juga biasanya orang makin sombong, mungkin kesombongan kuasa ini sudah lumrah terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Sehingga sering terdengar ungkapan keluhan semacam ini; “Dewan anu itu waktu pemilihan mah minta didukung, sudah duduk mah lupa”, “Ndorong mobil mogok, sudah jalan mah ditinggal”, dan lain sebagainya.

Jadi orang itu biasanya makin kuasa makin sombong, semakin tidak tahu bagaimana berdiri sejajar dengan orang lain. Setelah kekayaan dan kekuasaan yang berpotensi menyebabkan orang menjadi sombong. Ada poin lain yang bisa menyebabkan orang menjadi sombong.

*Orang Pandai*

Orang makin pandai juga bisa membuat orang menjadi sombong. Dalam bahasa yang populer kita sebut ‘keangkuhan intelektual’. Jadi kepandaian juga bisa berbahaya karena berpotensi menjadikan orang menjadi sombong.

Hal ini juga mungkin sudah tidak asing terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat kita. Namun, ada yang lebih berbahaya lagi, yakni;

*Orang Shaleh*

Menjadi orang Shaleh, orang alim itu juga bisa menimbulkan kesombongan. Mungkin tidak sedikit orang-orang yang beragama dengan tekun, tapi salah satu hasilnya ia jadi sombong atas orang lain, diam-diam merasa lebih hebat dari orang lain, lebih masuk surga daripada orang lain, lebih diterima Allah ketimbang orang lain.

Jadi, seseungguhnya, ajaran yang paling dahsyat keindahannya adalah ajaran mengenai tawadhu’. Ajaran mengenai kerendahan hati. Karena orang shalat, orang beribadah, itu latihan untuk mencampakkan diri, bukan mengunggulkan diri. Kita campakkan diri kita dihadapan Allah dengan ruku’ sujud, kita tersungkur-sungkur supaya kita siap untuk berlaku rendah hati kepada siapapun.

Karena sekarang ini, betul-betul bukan hanya orang kaya, bukan hanya orang kuasa, bukan hanya orang pintar. Tapi orang alim juga bisa sombong, walau yang terakhir ini belum begitu mengemuka, ini bisa kita sebut dengan kesombongan orang alim.

Namun, tidak lantas kita tidak jadi orang alim agar tidak sombong, tidak kaya supaya tidak sombong. Kayalah tapi tidak usah sombong, kuasalah tapi rendah hati, pandailah karena itu menjadikanmu justru lebih arif dan alim, serta shalehlah supaya menjadikanmu mampu merendahkan dirimu di bawah orang paling rendah sekalipun, di Kampung-kampung tempat engkau lewat dengan kakimu. (*)

*) Penulis adalah Jurnalis Fakta Banten

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien