Ada Badak yang Suka Keluar Kawasan TNUK
PANDEGLANG – Meski dikenal sebagai hewan yang enggan berinteraksi dengan manusia, ternyata ada beberapa individu badak jawa (Rhinoceros sondaicus) yang memiliki habitat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) kerap menampakan diri di luar kawasan bahkan di pemukiman warga.
Beberapa individu badak jawa diketahui memiliki home range (daerah jelajah) yang beririsan dengan kawasan pemanfaatan (zona tradisional) terutama di wilayah Selatan yang banyak dikunjungi manusia.
Salah satu individu badak jawa yang beberapa kali ditemukan keluar kawasan adalah ‘Si Rawing’, badak jantan dewasa yang memiliki home range antara blok Cikeusik hingga Aer Mokla ini kerap kali ditemukan di sekitar pagar JRSCA.
Menurut salah satu petugas Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK), petugas beberapa kali bertemu dengan Si Rawing di daerah pagar yang memang berdekatan dengan areal pemukiman.
“Petugas dari RMPU dan JRSCA pernah bertemu langsung dengan Rawing,” ujar Apuy petugas Rhino Monitoring and Protection Unit (RMPU), Minggu (17/9/2017).
Rawing pernah beberapa kali kedapatan keluar kawasan, bahkan sampai ke pemukiman warga di daerah Cegog Kecamatan Cimanggu.
“Tahun 2015 kalau nggak salah Rawing pernah main ke perkampungan, selain itu menurut masyarakat cegog tahun 2016 juga ada, tapi cuma lewat aja dan masuk ke hutan lagi, wilayah Aer Mokla biasanya, di Utara juga ada beberapa tempat yang dia suka keluar,” imbuhnya.
Keluarnya individu badak jawa ke daerah yang dihuni masyarakat dikhawatirkan akan menjadi konflik antara satwa dan manusia.
Untuk membatasi ruang jelajah badak jawa, pengelola Taman Nasional Ujung Kulon telah membuat barrier kawasan dengan menggunakan pagar beraliran listrik sepanjang 5 Kilometer antara blok Cilintang hingga Aer Mokla.
Kedua ujung blok tersebut memang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk, seperti di Blok Cilintang yang berbatasan dengan Kampung Legon Pakis Desa Ujung Jaya Kecamatan Sumur, Pandeglang.
Sementara untuk blok Aer Mokla berdekatan dengan Kampung Cegog, Kecamatan Cimanggu, Pandeglang.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK), Mamat Rahmat, pagar yang dipasang membentang membelah antara semenanjung Ujung Kulon dengan Gunung Honje belum berfungsi maksimal, sehingga masih bisa dilintasi satwa termasuk Si Rawing.
“Ke sana belum dialiri listrik, iya masih ada badak yang suka loncat pagar atau keluar masuk lewat cekungan,” ujar Kepala BTNUK.
Selain membuat pagar untuk memaksimalkan potensi kawasan, juga dilakukan pembinaan habitat di kawasan bekas rambahan di daerah Selatan.
“Kita lakukan manajemen habitat di bekas ladang masyarakat, harapannya bisa menjadi sumber pakan bagi badak jawa sehingga mereka tidak lagi keluar kawasan,” tukasnya.
Saat ini konflik antara masyarakat dan badak jawa sudah tidak lagi terjadi namun kemungkinannya masih ada, sehingga penting pemaksimalan kawasan agar badak jawa lebih banyak beraktivitas di dalam kawasan. (*/yar)