Efek Wabah PMK, Pedagang Daging Sapi di Pasar Badak Pandeglang Alami Penurunan Secara Drastis

Bawaslu Cilegon Stop Politik Uang

 

PANDEGLANG – Para pedagang daging di Pasar Badak Pandeglang keluhkan pendapatannya yang kini turun drastis usai dihantam oleh wabah PMK.

Seperti yang diungkapkan oleh Bedi (32), salah satu penjual daging sapi di Pasar Badak Pandeglang, yang mengaku bahwa dagingnya paling dibeli cuma oleh tukang bakso dan warung makan rumah.

Sekitar 30 Kilo lebih biasanya daging terjual habis per harinya, namun kini untuk menghabiskan sebanyak 10 kilogram saja dirasakan sangat sulit.

“Paling langganan kami itu tukang bakso, yang dagang makan rumahan kaya warteg, tukang sate dan lain sebagainya,” ungkapnya kepada Fakta Banten, Selasa (27/07/2022).

Advert

Lebih lanjut ia juga menjelaskan, bahwa pemasukan yang didapatkan oleh para pedagang bakso, tukang sate dan warung rumah makan tersebut juga ternyata mengalami hal yang serupa dengan Bedi.

“Mereka juga ngeluh ke saya sama-sama turun soalnya pemasukannya, makanya tadi, sebelum PMK biasanya daging habis terjual sekitar 30 kiloan untuk per harinya,” tambahnya.

Salah satu faktor yang juga dikeluhkan oleh Bedi adalah naiknya harga daging. Karena sebelum PMK, ia menyebut harga daging itu Rp120 ribu per kilonya.

KPU Cilegon Coblos

“Sekarangmah per kilonya Rp140 ribu. Dan susah kalau sudah naik mah turunnya,” jelasnya.

Sementara ketika Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melalui Kepala Bidang Peternakannya, Wahyu Widayanti, menjelaskan bahwa PMK memang berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi masyarakat.

PMK dijelaskan juga olehnya memang tidak akan membahayakan kesehatan Manusia, atau tidak menular, namun penanganannya harus lebih ditingkatkan lagi lantaran kerugiannya cukup besar pada sektor perekonomian Masyarakat.

“PMK tidak zoonosis atau menular kepada manusia, dan kerugiannya memang lebih kepada sektor ekonomi. Artinya jika penanganan kepada wabah PMK kurang optimal, maka ekonomi masyarakat lah yang akan terancam,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa tidak ada hubungannya antara sakit perut yang banyak dialami oleh masyarakat, dengan wabah PMK tersebut.

“Terkait banyaknya warga yang bertanya-tanya bahwa sakit perut setelah makan daging kurban itu gara-gara PMK atau bukan, sejauh ini berdasarkan penelitian dari dokter hasilnya dibawah satu persen, dan di Indonesia sendiri kasusnya malah belum ada. Sekalipun di luar negri ada, itumah peristiwanya sudah lama,” tambahnya.

Ia juga mengaku akan bekerjasama dengan beberapa pihak dalam penanganan wabah PMK tersebut ke depannya. Seperti dalam waktu dekat ini, ia akan kembali melaksanakan Vaksinasi.

“Kita sedang mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi periode kedua ini, kebetulan Pandeglang mendapatkan alokasi 200 dosis, makanya Minggu ini kita sedang memastikan siapa saja bagi para peternak yang mau hewannya untuk bersegera di vaksin,” pungkasnya. (*/Mukhlas)

PUPR Banten Infografis
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien