Gelar Aksi di DPUPR, Ini yang Disuarakan PC IMM Pandeglang

PANDEGLANG – Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Pandeglang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Kabupaten Pandeglang.

Dalam aksinya, puluhan mahasiswa tersebut menyuarakan agar pihak DPUPR Pandeglang bersih dalam praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)

Ketua Umum PC IMM Kab. Pandeglang mengatakan bahwa Program Jakamantul (Jalan Kabupaten Mantap Betul) disinyalir sangat sarat akan kepentingan sekelompok orang dan mereka meminta agar DPUPR bersih dari mafia proyek.

“Hari banyak pengerjaan ruas jalan Kabupaten yang dibangun Pemerintah Daerah akan tetapi nampak tak sesuai dengan ketentuan spesifikasi Bina Marga tahun 2018, kami meminta DPUPR agar memaksimalkan fungsi pengawasannya, jangan ada main mata dibalik layar dengan para pengusaha,” ungkap Sadin, pada Kamis (9/6/2022)

Masih kata Sadin, dirinya meminta agar setiap pengadaan barang dan jasa di kabupaten Pandeglang, khususnya di DPUPR harus sesuai dengan aturan Perpres No 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/jasa.

Masih di tempat sama, korlap aksi, Fakhruddin ketika orasi mendesak pihak DPUPR supaya memblacklist perusahaan yang nakal bila terbukti pembangunan dilaksanakan tak sesuai aturan.

“Kami mendesak secara tegas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Pandeglang untuk melakukan blacklist perusahaan nakal, karena diprogram jakamantul ini ternyata banyak ruas jalan yang dibangun tidak sesuai spesifikasi Bina Marga 2018,” bebernya.

Selain itu, Fakhruddin juga menilai, kurangnya kinerja pihak DPUPR dalam pengawasan pekerjaan yang tengah dilaksanakan.

“Hal itu terbukti dalam pembangunan ruas jalan Pasir Nangka – Cikadu di Kecamatan Cibitung, dimana terdapat kerusakan disebabkan karena pondasi yang kurang baik, sehingga tidak kuat menahan beban diatasnya,” ungkapnya.

“DPUPR hari sangat lemah akan pengawasan terhadap pengerjaan ruas jalan yang tengah banyak dilaksanakan, itu terbukti dari berbagai pengerjaan jalan yang mudah rusak. Kami menduga disebabkan karena pengusaha bermain diagregat saat pembangunan,” tandasnya. (*/Fani)

Honda