Jembatan di Cibaliung Ambruk, Dua Desa Terancam Terisolir

PANDEGLANG – Jembatan penghubung antar desa, di kampung Ciwangun desa Sukajadi Kecamatan Cibaliung, ambruk, pada Jumat (8/12/2018). Akibatnya akses warga dari dua desa yakni Desa Sorongan dan Desa Sudimanik Terancam Terisolir.

Jembatan penghubung antar desa ini. Sejak Jumat (7/12/2018) kemarin, sudah tidak bisa dilalui lagi, jangankan oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, para pejalan kaki pun, saat ini tidak lagi bisa melewati jembatan itu. Padahal, jembatan tersebut merupakan jalur penghubung antara Desa Sukajadi menuju Desa Sudimanik dan Sorongan.

Dudi, salah seorang warga Cibaliung mengaku, bahwa ambruknya jembatan tersebut, terjadi pada hari Jumat, sekitar pukul 16.00 WIB, dimana saat itu cuaca sedang hujan. Dan akibat terputusnya akses penghubung itu, diakuinya saat ini warga Sudimanik maupun Sorongan, menjadi terisolir, atau tidak lagi memiliki akses menuju Pasar Cibaliung, maupun keluar dari desanya, selain jalur alternatif pejalan kaki harus melewati pematang Situ Batu Hideung.

“Setahu saya, jembatan itu ambruknya Jumat kemarin sore, sekitar pukul 16.00 WIB, saat itu memang cuaca sedang hujan, tapi tidak terlalu deras. Yang membuat saya bingung, ko bisa jembatan itu ambruk semuanya tanpa tersisa bentangan sedikit pun, bahkan ambruknya pun terlihat lepas dari tembok penopangnya,” jelas Dudi, Sabtu (8/12/2018).

Dikatakannya juga, jembatan yang berada di Kampung Ciwangun, Desa Sukajadi, Kecamatan Cibaliung tersebut, memiliki bentangan sepanjang kurang lebih 6 meter, dengan lebar sekitar 3 meter, dan ketinggian ke permukaan air sungai, sekitar 3-4 meter. Dan bila melihat posisi kontruksinya, ambruk jembatan itu terlihat lepas dari penopang pondasi jembatannya, padahal bila melihat dari pondasi penopangnya, bangunan jembatan itu sepertinya belum begitu lama usia nya.

Kartini dprd serang

“Saya rasa ini bukti ketidak pekaan pihak dinas terkait yang ada di Pandeglang. Apakah selama ini jembatan-jembatan yang ada di Pandeglang tidak pernah mendapat perawatan, atau memang sengaja harus rusak total dulu baru dibangun lagi. Yang pasti kejadian ini bukan yang kali pertama terjadi, yang berdampak pada terisolirnya ribuan warga, lantaran akses penghubung yang terputus tersebut,” tegasnya.

Masih menurut Dudi, ambruknya jembatan Ciwangun itu, terbilang masih beruntung, lantaran tidak ada korban jiwa. Bila saja saat terjadi ambruk ada aktifitas warga.
Namun meskipun begitu, Dudi menilai, ini merupakan keteledoran pihak DPUPR, atau pihak UPT Jembatan dari Pandeglang, yang kurang memperhatikan perawatan terhadap fasilitas umum yang ada, sehingga hal ini pun terjadi.

“Beruntung ambruknya jembatan itu tidak menelan korban jiwa, bila saja terjadi korban jiwa, maka lain ceritanya. Yang pasti ini bukti, kalau sampai saat ini pihak terkait, baik itu DPUPR maupun pihak UPT Jembatan, tidak pernah melakukan pemantauan, maupun perawatan terhadap sejumlah fasilitas umum, terutama jembatan yang kondisinya telah memprihatinkan. Yang pada akhirnya, menunggu hancur dulu, baru dibangun lagi, dengan tengat waktu yang juga tidak jelas,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala UPT Pemeliharaan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang DPU-PR Pandeglang, Jaenal Huri, mengungkapkan bahwa timnya sudah turun kelokasi ambruknya jembatan penghubung antar desa tersebut dan pihaknya akan segera membangun jembatan sementara agar akses transportasi bisa kembali normal.

“Tim kami sudah turun ke lokasi kemarin dan kami (DPUPR Pandeglang) akan segera membangun jembatan sementara agar akses warga bisa kembali lancar,”ujarnya saat dihubungi melalui aplikasi masanger WhatsApp, Sabtu (8/12/2018). (*/Gatot)

Polda