Pemkab Pandeglang Inisiasi Gelar Seni Unggulan Sekolah
PANDEGLANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menginisiasi Gelar Seni Unggulan Sekolah (Genius) pada tingkat SMP dan SD tahun 2024.
Acara Genius di SMP Negeri 3 Pandeglang dibuka langsung oleh Bupati Pandeglang, Selasa, (29/10/2024).
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya dan berterima kasih karena acara ini wajib untuk masa depan para peserta didik karena menuju Indonesia emas 2045 tidak lama lagi.
“Di periode kedua Irna-Tanto punya program Genius (Gelar Seni Unggulan Sekolah). Kemudian program Pro kampus (Program Kurangi Anak dan Mahasiswa Putus Studi),” katanya.
Selanjutnya Bupati Pandeglang menyampaikan, Program Pro Kampus ini pemberian beasiswa S1. Walaupun tidak banyak hanya sebesar Rp500 Juta.
“Bisa lebih besar lagi ke depannya untuk beasiswa ke jenjang strata satu,” ujarnya.
Selain itu, Bupati Irna mengungkapkan, bagaimana seni dan budaya menjadi identitas bangsa. Sehebat apapun tidak boleh melupakan seni budaya asli Indonesia.
“Karena di situ ada kesantunan ada etika, ada rasa membahagiakan orang lain, dan juga menghibur orang banyak. Sehingga menjadi inspirator bagi daerah,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, acara Genius digelar Festival tunas bahasa Ibu. Ini implementasi dari ikrar Sumpah Pemuda 1928, yaitu Bertumpah Darah Satu, Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia.
“Janji dalam ikrar Sumpah Pemuda. Sehingga gelaran-gelaran ini menjadi simbol pemersatu bahasa, seni, budaya ini bagi seluruh para siswa cinta dengan kesatuan dan persatuan,” terangnya.
Menurutnya, melihat mereka ceria sekali, happy sekali ada di rumah kedua mereka. Setelah mereka ada di rumahnya dibimbing oleh orang tuanya.
“Di sekolah dalam bimbingan guru, dan siswa sama-sama bersinergi dengan baik dan ini adalah untuk mengasah masa depan mereka dengan baik. Seni unggulan sekolah ini harus berkelanjutan setiap tahunnya,” tuturnya.
Acara Genius ini diprogramkan oleh APBD agar dapat berkelanjutan. Sehingga tidak membuat pupus, mereka lupa dengan seni dan budaya daerahnya.
“Tidak semua anak-anak kita yang senang seni bermain angklung, gendang. Bahkan mungkin ada yang menyatakan udah kagak zaman, enggak boleh begitu, karena itu dasar kita hidup di bumi Indonesia ini karena ada seni dan budaya,” tandasnya. (*/Riel)