Protes Kedelai Mahal, Pengrajin Tahu di Pandeglang Mogok Produksi
PANDEGLANG – Sejumlah pengrajin tahu di Pandeglang melakukan aksi protes mogok produksi, lantaran mahalnya harga kacang kedelai yang terjadi sekitar tiga pekan terakhir.
Seorang pengrajin tahu di Kadubanen Pandeglang, Iman Hilman mengatakan bahwa terhitung Senin (21/2/2022) hari ini, dirinya bersama dengan pengrajin tahu lain, untuk sementara terpaksa menghentikan usaha tahu yang telah digelutinya selama 30 tahun.
“Jadi kami sebagai pengrajin tahu, untuk sementara terpaksa menghentikan produksi tahu maksimal tiga hari, dan terhitung mulai hari ini. Sebagai bentuk protes mahalnya komoditas harga kacang kedelai dan minyak goreng, yang dirasakan sekitar tiga minggu terakhir. Makanya kami melakukan mogok produksi tahu,” ungkapnya, Senin, 2 Februari 2021.
Lanjut Iman menjelaskan, keputusan mogok produksi merupakan hasil rapat yang diadakan Kopti (Koperasi Tahu Tempe Indonesia) Provinsi Banten pada Sabtu (19/2/2022) lalu di Serang.
“Dari hasil pertemuan rapat Kopti, pada hari Sabtu kemarin, ada tiga pembahasan. yang pertama ukuran tahu, takaran tahu, dan yang ketiganya harga tahunya,” jelasnya.
Masih kata Iman, setelah dilaksanakan pembahasan di rapat Kopti terkait harga bahan baku yang terus merangkak naik, dengan melalui pengkajian, mulai dari biaya produksi sampai pendapatannya, dirinya sepakat untuk menaikan harga tahu, pada Kamis (24/2/2022) nanti, dari harga awal Rp30 ribu menjadi Rp40 ribu perlembarnya.
“Karena kalau kita tidak naik dari harga jual biasanya yang Rp30 ribu, itu kita pendapatannya minim bahkan rugi. Tapi setelah dianalisa dengan dikalkulasikan dengan harga jual 40 ribu baru ada sedikit keuntungan,” bebernya.
Selain itu, pada sore ini Iman mengaku akan melakukan musyawarah bersama pengrajin tahu di wilayah sekitar Pandeglang supaya hasil rapat Kopti bisa diselaraskan.
“Karena yang kemarin hadir pada acara rapat Kopti hanya saya saja, maka para agen serta para pengajin tahu di Pandeglang akan berkumpul dengan maksud bermusyawarah untuk menetukan harga tetapnya berapa, supaya harga penjualan kita sama,” pungkasnya. (*/Fani)