SERANG – Agus R Wisas nampaknya makin menunjukkan keseriusannya dalam menghentikan laju optimisme petahana Irna Narulita untuk kembali menjadi Bupati Kabupaten Pandeglang. Pasalnya, Wisas telah mengembalikan berkas formulir bakal calon Wakil Bupati Pandeglang di Gedung DPD Partai Gerindra Banten. Jumat (15/11/2019).
Wisas menyakini bahwa proses pembangunan yang berlangsung saat ini di Kabupaten Pandeglang belum bisa merepresentasikan kemauan seluruh masyarakat Kabupaten Pandeglang.
“Ini keseriusan keluarga Jayabaya untuk menumbangkan Irna (Bupati Pandeglang-red),” ucapanya.
Diketahui, untuk memantapkan awal perjuangan politiknya, keluarga JB memasang dua nama dalam perhelatan Pilbup 2020 mendatang. Pertama, putra dari JB, yakni Nabil Jayabaya mengikuti proses penjaringan dengan beberapa partai, yaitu sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Pandeglang. Dan satu nama lagi Agus R Wisas, sebagai bakal calon Wakil Bupati Kabupaten Pandeglang.
Wisas menyampaikan, kedua nama itulah yang menunjukkan keseriusan keluarga JB untuk bergelut secara mekanisme demokrasi melawan pesaing-pesaingnya. Termasuk dari petahana. Namun proporsi keluarga JB lebih difokuskan untuk melawan petahana.
“Yang penting Irna tumbang,” kata Wisas.
“Karena kami ingin ada perubahan di Pandeglang. Karena itu keluarga JB memasang dua nama,” imbuhnya.
Wisas menjelaskan bahwa kondisi pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Pandeglang saat ini masih kalah saing dengan Kabupaten Lebak. Menurutnya, kondisi jalan Kabupaten Lebak sepanjang 1.427 Kilometer itu dalam kondisi bagus 90 persen. Namun untuk kondisi jalan Kabupaten Pandeglang dengan panjang 926 kilometer, 70 persen dalam kondisi buruk.
“Dari sisi infrastruktur Lebak paling unggul,” ujar Wisas.
Padahal kata Wisas, pada 2003 kondisi Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Pandeglang jauh lebih hebat dibanding Lebak, tapi saat ini Lebak jauh lebih hebat dari Pandeglang.
Ia memaparkan, selain itu masih banyak persoalan Kepala Daerah yang belum mampu mengedepankan kebutuhan-kebutuhan masyarakat banyak.
“Mau berubah jangan pilih Irna, mau begini aja silahkan pilih Irna,” sindir Wisas. (*/Qih)
