7 Tahun Sekda Kabupaten Serang, Lalu A Rais Sukses Benahi Tata Kelola Pemerintahan

Sankyu

SERANG – Tak banyak yang tahu kunci sukses di balik keberhasilan Kabupaten Serang selama 7 tahun berturut-turut selalu meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) dalam setiap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Apalah arti Kepala Daerah tanpa Sekretaris Daerah (Sekda) yang hebat disampingnya, mungkin itu pepatah yang cocok bagi setiap organisasi pemerintahan daerah.

Mampu lepas dari image daerah dengan kerapihan administrasi paling semrawut di Provinsi Jawa Barat saat belum menjadi Provinsi Banten, salah satunya yakni berkat kehadiran Lalu Atharussalam Rais sebagai tokoh birokrasi yang dikenal supel dan teliti, yang berjasa melakukan banyak pembenahan dan membawa Kabupaten Serang ke tingkat pengelolaan pemerintahan yang baik hingga saat ini.

Lalu Atharussalam Rais, dialah sosok yang dianggap berjasa atas raihan opini WTP yang 7 tahun terakhir ini diterima Pemerintah Kabupaten Serang.

Lalu A Rais, mulai menjadi Sekda 7 tahun lalu saat Kabupaten Serang masih dipimpin Bupati Akhmad Taufiq Nuriman, hingga ia menyelesaikan masa baktinya sebagai PNS pada April 2017 lalu dibawah kepemimpinan Ratu Tatu Chasanah.

Lelaki asal Mataram Nusa Tenggara Barat ini mulai menjajaki karir birokratnya di Kabupaten Serang dari tahun 1985, dimulai dari staf administrasi dan keuangan di Kecamatan Pontang.

“Soal administrasi, waktu itu pontang urutan ke 26 dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Serang. Saya bergabung alhamdulilah setahun kemudian jadi urutan ke-3,” ujar Lalu saat ditemui di Kediamannya di Jalan Kemboja 3, Lontar Baru Kota Serang, Rabu (5/7/2017).

Atas keberhasilannya membenahi administrasi di Kecamatan Pontang, Lalu kemudian ditarik ke Kewadananaan Pontang dengan misi yang sama, yakni untuk membenahi administrasi.

Tonggak awal kecemerlangan karirnya, setelah Lalu dipromosikan menjadi Bagian Kepegawaian di Setda Kabupaten Serang. Ia coba melakukan penataan arsip kepegawaian, dan sukses dinilai memuaskan oleh Pemprov Jawa Barat waktu itu.

Sekda ramadhan

“Pertama saya masuk, susah sekali nyari data pegawai, akhirnya saya rubah susunan rak arsip, saya buat dan pisahkan data pegawai perdinas. Setelah melakukan itu akhirnya tahun berikutnya kita urutan ke 3 se-Jawa Barat,” kenang Lalu.

Menurut bapak 3 anak yang sudah 42 tahun tinggal menetap di Serang ini, setidaknya ada 3 unsur utama dan satu unsur pendukung yang harus dipenuhi untuk mencapai pemerintahan yang paripurna, yaitu 3P1D.

Yang dimaksud 3PID adalah Personel look, Pembiayaan, Peralatan dan Dokumentasi.

“Mengangkat pegawai sesuai kompetensi harus the right man and the right place, kalau tidak begitu tinggal tunggu kehancurannya,” jelasnya.

Meskipun demikian, linear dengan disiplin ilmu bukan berarti sudah bisa memenuhi indikator the right man the right place.

“Kalau saya ditempa oleh posisi jabatan, tak sesuai disiplin ilmu gak apa-apa tapi lihat pengalamannya, track recordnya,” katanya menambahkan.

Selain itu, hal yang paling penting dari upaya untuk meningkatkan kwalitas pemerintahan adalah itikad baik untuk membangun.

“Yang paling penting nawaitunya, kalau dari awal sudah capital return yang dipikirkan ya susah pembangunan tidak akan terkejar,” ujarnya.

Berbagai jabatan sudah pernah diembannya, termasuk sebagai Kepala Trantib, dan terakhir memimpin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebelum akhirnya duduk di posisi tertinggi birokrat di Kabupaten Serang selama 7 tahun, hingga berakhir di masa pensiun April lalu. (*)

 
Penulis: Yosep Aulia Rahman

Honda