Edi Junaedi: Tidak Pernah Ada Kata Terlambat

BPRS CM tabungan

SERANG – Dalamnya lautan bisa diselami tingginya gunung bisa didaki, tapi nasib orang siapa yang tahu, hidup seperti roda kadang di atas kadang di bawah. Mungkin itu pepatah yang cocok untuk mencerminkan kehidupan seorang Sekretaris Kelurahan yang kini memegang amanah sebagai Plt Lurah di Penancangan Kota Serang.

Plt Lurah Penancangan Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang ini mempunyai nama Edi Junaedi. Awal mula perjalanan karirnya dimulai ketika ia merantau dari kampungnya di Kabupaten Pandeglang untuk mencoba peruntungan nasib di kota.

Perjalanan karir Edi dimulai tahun 2000 sebagai tenaga kontrak sementara (TKS) di Dinas Perhubungan Kota Cilegon dengan penghasilan hanya Rp 450 ribu perbulan.

“Saya berkarir itu mulai dari nol 2000-2003 itu saya jadi TKS gak punya gaji, 2003 baru saya diangkat menjadi TKK,” jelas Edi.

Meski tunjangan yang ia terima masih jauh untuk memenuhi semua kebutuhannya, ‘Lurah Edi’ begitu ia akrab disapa, tidak putus harapan dan meninggalkan baktinya kepada daerah.

“Bicara gaji waktu itu saya belum punya gaji, awal-awal saya dikasih honor Rp 450 ribu,” tuturnya.

Ia tetap semangat kerja hingga diangkat menjadi Tenaga Kerja Kontrak (TKK) di Bagian Kominfo Kota Cilegon, dan baru di tahun 2010 hasil kerjanya diapresiasi dan diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dengan pangkat golongan 2.

“Kita tidak tau nasib kita seperti apa kan, saya tidak pernah terfikir bisa menjadi PNS, tiba tiba ada payung hukum dari Kementerian yang mengangkat honorer menjadi PNS, dulu saya berkesempatan menjadi PNS di tahun 2008 tanpa testing, dua tahun saya menjadi CPNS di tahun 2010 saya resmi diangkat menjadi PNS,” katanya.

Loading...

Termotivasi untuk terus meningkatkan karir, Edi yang saat itu sudah berkeluarga namun dengan status PNS golongan 2 dengan penghasilan yang pas-pasan, ia nekat untuk melanjutkan studi S1-nya.

“Kalau ibarat kereta, saya penumpangnya kalau kereta nya sudah jalan kita baru mengejar capek kita, tidak bisa kita nikmati hasilnya,” ungkapnya.

Tak hanya tingkat sarjana, Edi yang saat ini juga telah berhijrah tugas dari Kota Cilegon ke Kota Serang berkomitmen untuk terus melanjutkan pendidikannya, demi meningkatkan wawasan dan keilmuan, serta upaya meniti karir agar lebih baik.

“Mumpung ada kesempatan dan anak-anak juga masih pada kecil, saya lanjutkan dan Alhamdulillah selesai S2 saya, karena moto hidup saya tuh tidak pernah ada kata terlambat,” jelasnya kepada faktabanten.co.id.

Edi sendiri kini mengabdikan diri di Pemkot Serang, meskipun upayanya mencoba mengajukan mutasi dilakukan sejak tahun 2013 dan sempat dua kali gagal. Barulah pada tahun 2015, barulah Edi resmi pindah bertugas di Kota Serang.

“Sebenernya saya mencoba di Kota Serang itu saya dari tahun 2013 saya mencoba mutasi tapi dipersulit, karena, dengan alasan di Kota Cilegon masih membutuhkan pegawai, jadi kalau pegawai pindah maka akan mengurangi pegawai, saya mengajukan lagi Januari dan Allhamdulilah saya mengajukan Januari dan Desember 2014 saya mendapatkan SK Gubernur, per 2 Januari 2015 saya resmi jadi pegawai Pemkot Serang,” tambahnya.

Di Kota Serang, pertama kali Edi bertugas di Dinas Perhubungan. Mungkin karena melihat rekam jejaknya yang sempat berkarir lama di Dishub.

“Ditugaskan di Dinas Perhubungan lagi karena melihat rekam jejak saya kan pernah di Dishub. Masuklah saya di Dishub Januari 2015 sampai Januari 2016, dan baru dapat jabatan di tahun 2017 sekarang saya di sini, jadi belum lama,” pungkasnya. (*)

KPU Pdg Coklit
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien