Indeks Pembangunan Pemuda Banten Mengkhawatirkan, Gatot Ungkap Keprihatinan
SERANG – Badan Pusat Statistik baru-baru ini merilis Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) yang merupakan tolak ukur kemajuan pemuda di suatu daerah. Dalam rilis tersebut, IPP Provinsi Banten mendapat nilai 49,17 atau menempati peringkat ke 22 dari 35 provinsi.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Karang Taruna Provinsi Banten Gatot Yan. S mengungkapkan keprihatinannya.
“Rendahnya IPP kita menunjukkan bahwa pembangunan sektor kepemudaan di Provinsi Banten sudah saatnya mendapat perhatian serius,” ujar Gatot kepada wartawan, Jumat (11/1/2018).
Gatot Yan. S yang juga Caleg DPRD Provinsi Banten dari PDI Perjuangan ini mengatakan, bahwa rendahnya IPP Banten menunjukkan ketidak berdayaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Kepemudaan dalam memayungi dan mengakomodir segala kepentingan dalam pembangunan sektor kepemudaan. Bahkan menurutnya hal ini sangat ironis karena Perda Kepemudaan di Provinsi Banten sudah dibuat sejak tahun 2014.
“Perda itu harus ditinjau kembali, apakah pasal-pasalnya tidak relevan lagi dengan dinamika kepemudaan atau mungkin implementasinya yang kurang maksimal,” tukas Gatot.
Menurut Gatot, capaian terendah Banten dalam IPP ada pada sektor partisipasi pemuda dalam organisasi, rendahnya pemuda berwirausaha dan tingginya tingkat pengangguran pemuda.
“Tiga hal ini yang mengundang kekhawatiran, terlebih saat ini kita tengah mengalami fenomena bonus demografi dimana terdapat jumlah penduduk berumur produktif yang sangat besar, maka apabila IPP kita terus merosot dikhawatirkan pada generasi mendatang bonus demografi akan berubah menjadi bencana demografi,” tegasnya.
Menyikapi hal tersebut, pria yang puluhan tahun bergelut dalam pembinaan pemuda ini mendesak lembaga pemerintah dan legislatif Provinsi Banten untuk menaruh perhatian serius pada persoalan ini.
“Pemuda adalah agenda strategis dalam pembangunan berkelanjutan, karenanya 3 hal yang harus diperhatikan adalah mengintervensi kebijakan pembangunan kepemudaan, pelibatan pemangku kepentingan secara luas, dan menempatkan pemuda sebagai subjek dan aktor utama agar mereka bisa berperan bagi dirinya juga bagi pembangunan daerah,” tukas Gatot.
Disinggung soal pencalonannya dalam Pileg 2019 ini, Gatot menyatakan bahwa persoalan pembangunan kepemudaan salah satu faktor yang mendorongnya untuk maju sebagai calon anggota legislatif.
“Persoalan kepemudaan sudah sejak lama menjadi perhatian saya, jika terpilih maka saya yang akan fokus mengawalnya,” pungkas Gatot Yan. (*/Red)