Kapal Motor Terbakar di Perairan Anyer, Berlayar dari Hotel Mambruk untuk Uji Coba
SERANG – Kapal Motor atau Perahu dengan nama KM Namira 01, terbakar habis saat berlayar di perairan Anyer Selat Sunda, Kabupaten Serang, Senin (26/9/2022) sore.
Diduga penyebab terbakarnya KM Namira 01 tersebut karena adanya ledakan di ruang mesin kapal. Kemudian apinya melalap seluruh badan kapal itu.
Menurut informasi, KM Namira 01 berlayar dari dermaga Hotel Mambruk Anyer menuju sekitaran Pulau Sangiang pada pukul 14.00 WIB untuk uji coba.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba terjadi ledakan dari ruang mesin. Beruntung seluruh penumpang kapal berjumlah delapan orang bisa selamat.
“Setelah melakukan Seatrail pada pkl 16.00 Wib, KM Namira bertolak kembali ke Anyer, tetapi dalam perjalanan terdengar suara ledakan dari kamar mesin sebanyak satu kali dan mengakibatkan kapal terbakar,” ungkap Kepala Seksi Operasi Basarnas Banten Heru Amir, melalui keterangan tertulis.
Pertama kali, terbakarnya KM Namira 01 dilaporkan oleh kapal MT Debbie kepada petugas Vessel Traffic Service (TVS) Merak, kemudian dilanjutkan ke Basarnas Banten.
Basarnas Banten, yang mendapat informasi adanya insiden tersebut langsung bergerak melakukan evakuasi.
Basarnas kemudian menerjunkan dua Rigid Inflatable Boat (RIB) menuju lokasi kejadian di titik koordinat 06° 02′ 30″ S- 105° 53′ 140″.
“Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Banten bergerak menuju lokasi pada pukul 17.38 WIB menggunakan RIB 02 dan RIB 10,5 meter untuk melakukan evakuasi,” ujar Heru.
Pada sekitar pukul 19.00 WIB, petugas gabungan bersama nelayan sekitar berhasil menyelamatkan korban berjumlah delapan orang dengan kondisi selamat ke dermaga Hotel Mambruk Anyer.
Petugas kemudian membawa kedelapan korban penumpang kapal ke Puskesmas Anyer untuk pemeriksaan kondisi kesehatan.
“Selanjutnya korban dibawa ke Puskesmas Anyer. Dengan ditemukannya korban maka Operasi SAR ditutup dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing,” ujar Heru.
Adapun identitas kedelapan korban yakni Fauzi selaku pemilik kapal, Subani selaku nakhoda, Hakim, Halil, Rahmat, Erik, Rudi, dan Hendrik. (*/Rizal)