Keluarga di Kopo Serang ini Hampir Serumah dengan Kambing

Hut bhayangkara

SERANG – Tiga tahun lebih sudah berlalu, satu keluarga yang tinggal di Kampung Gerudug RT 015 RW 01 Desa Gabus, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang ini tinggal dalam rumah yang memprihatinkan.

Pasca tempat tinggalnya roboh beberapa tahun lalu, mereka terpaksa harus tinggal di dalam gubuk yang berukuran 6X2 meter yang hanya beralaskan karpet matras apa adanya.

Selian memprihatinkan dengan kondisi rumah yang hampir roboh, lingkungan sekitarnya juga becek dan bau karena berdampingan dengan kandang kambing.

Kusna, kepala keluarga, mengatakan, dalam rumah tersebut tinggal sembilan orang jiwa dalam satu KK, dari sembilan jiwa tersebut satu anak perempuannya ia ungsikan ke rumah mertuanya yang berada disamping rumahnya tersebut.

“Kesulitan kalau tidur, kaya pindang, separuh baskom separuh anak, sudah lama sudah berapa tahun, dulu saya (Kusna-red) sempat kerja di Jakarta di Muara Baru, tinggal disini sejak berhenti kerja saja tahun 2000-an, berhenti kerja gak kemana-mana lagi nyari kerja susah, sudah 17 tahun nggak kerja,” tutur Kusna, Rabu (7/2/2018).

Ia juga mengatakan, sampai saat ini dirinya tidak punya pekerjaan permanen, setiap harinya ia hanha mengerjakan apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang, seperti, membuat empang atau apa aja sesuai kebutuhannya.

Loading...

“Sehari-hari serabutan aja, kadang-kadang kalau gak ada mah enggak kerja, ya karena dulu mau masuk PT juga gak bisa gak punya ijazah mah, anak ada yang udah kerja,” paparnya.

Beruntung saat ini empat anaknya, Kurni Sari (15) kelas tiga Mts Darunia’am, Romdani (11) kelas 4 SD, M. Juheri (9) kelas 2 SD dan Agus Gunawan (6) kelas 1 SD sedangkan satu belajar di pesantren yaitu Kurniawansyah (20).

“Ada anak yang kecil sekolah, ada satu yang MTS tapi gak geratis, yang tiga masih SD, yang dua sudah kerja, yang satu mesantren,” ucapnya.

Ia berharap bisa mendapatkan rumah yang layak untuk tempat tinggal dan tidak kebocoran saat berada di dalam, karena jika hujan rumah tersebut bocor membuat mereka kebingungan saat beristirahat.

Selain itu, Hasnah adik Mulyati, juga mengatakan, bahwa jika turun hujan satu keluarga itu mengungsi ke rumah sebelahnya untuk beristirahat, karena di dalam penuh oleh wadah-wadah yang menampung air hujan yang masuk.

“Kalau hujan pada pindah semua, gimana ya, kan bocor disitunya, penuh sama baskom ruangannya kan sempit,” jelasnya.

DPRD Pandeglang

“Ada dua anaknya yang kerja ikut sama orang Rusnia (25) sama Royadi (22), kerjanya ngecet dek kapal di Cilegon, jarang pulang juga, karena katanya gajihannya gak pasti, kadang suka telat juga,” tambahnya. (*/Dave)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien