Honda Slide Atas

Orang Tua Ungkap Kronologi Ditolaknya Balita Umar di RS Hermina Ciruas Hingga Akhirnya Meninggal Dunia

SERANG – Balita umur tiga tahun, Umar Ayyasy, meninggal dunia disebabkan penyakit yang dideritanya, Jum’at (5/9/2025).

Di balik kematiannya, ada cerita potret buruk pelayanan rumah sakit Hermina Ciruas yang menyumbang kesedihan orang tuanya.

Almarhum merupakan buah hati pertama pasangan Tiara dan Irwan Suhendar. Keduanya dipaksa ikhlas saat kehilangan Umar tepat ketika Adzan Subuh berkumandang di RSUD Banten, Jumat (5/9/2025).

Ditemui di rumah duka, Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, keduanya menceritakan saat almarhum yang sakit gizi buruk dan paru-paru di bawa ke RS Hermina Ciruas untuk yang kedua kalinya.

“Di bawa ke UGD (RS Hermina Ciruas), hari Selasa (2/9/2025), Umar kondisi (nafasnya) terengah-engah, sampe tangannya menggigil, mata melotot,” kata Tiara ditemui di kediamannya di Kecamatan Pontang.

Tiara menuturkan bahwa petugas RS Hermina Ciruas hanya menggunakan obat penurun demam lalu mengganti selang yang menempel di tubuh Umar.

“Diperiksa sebentar sama perawat, keadaannya katanya sehat, boleh pulang, lalu bilang habiskan dulu obat yang di rumah, udah, lama tuh, terus gak diapa-apain lagi,” katanya.

“Saya juga sempat dimarahin sama perawat-perawatnya, katanya ngapain nangis. Saya kan gak tega lihat Umar, ya namanya ibunya yah, dimarahin. Saya diomelin, diam. Itu semua yang ngomong perawatnya,” sambungnya.

Kemudian terdapat perawat lainnya yang tak menangani Umar memberikan saran agar anaknya segera dilarikan langsung ke RSUD Banten.

“Sampai di IGD RSUD Banten jam setengah 12 malam, langsung ditanganin, setengah jam 3 langsung dapat kamar, gak lama, ditanganinya gak lama,” ujarnya.

Tiara menuturkan, petugas RSUD Banten mengungkapkan bahwa kondisi Umar saat itu dalam kondisi kritis.

Petugas RSUD Banten juga sempat menanyakan hasil Rontgen dari RS Hermina Ciruas, namun ternyata juga hal itu tak pernah diterima oleh orang tua anak tersebut.

“Kata dari pihak RSUD Banten Umar kondisinya udah parah. Saya sempat ditegur, kenapa ibu gak nanya sama dokter Hermina, gak minta hasil Rontgennya. Padahal saya gak dikasih sampai sekarang ini,” ujarnya.

Sang Ayah, Irwan sempat kesal kepada RS Hermina Ciruas saat anaknya Umar malah disuruh pulang. Padahal, kondisi anaknya menurut bidan yang ikut mendampingi, Umar perlu penanganan cepat.

“Waktu di Hermina diberitahu, kan Umar udah dirawat selama satu Minggu di RS Hermina, udah bagus, jadi dihabiskan dulu obatnya, sekarang gak bisa rawat inap, padahal posisi anaknya saya lagi sekarat,” kata dia.

“Kata bidan yang saya bawa, masa anak kondisi gini malah di suru pulang, yaudah pindahin aja ke RS provinsi. Waktu di RUSD Banten sebelum daftar ditanganin langsung dapat kamar,” sambungnya.

Saat dibawa ke RSUD Banten, usai dicek oleh petugas, nafas Umar tak normal seperti anak lainnya. Kondisi ini yang membuat petugas RSUD menggunakan alat.

“Kata perawatnya nafasnya udah 3 persen, padahal normalnya 20 persen. Jadi saya mau pasang alat yah pak, kata perawatnya. Dikasih tau dulu, pijat jantung dikasih tau dulu, bersedia atau tidaknya. Berbeda dengan RS Hermina,” ungkapnya.

Untuk alasan ditolaknya Umar dirawat inap di RS Hermina Ciruas yang kedua kalinya, Irwan mengungkapkan bahwa anaknya dinyatakan sudah sembuh oleh dokter.

“Alasannya karena Umarnya dinyatakan sembuh, belum waktunya kontrol, kayaknya aturan, terbentur aturan. Obatnya juga masih ada, kontrol masih lama 1 Minggu lagi,” kata dia.

Adapun untuk alasan ditolaknya Umar dirawat lagi, salah satu warga yang mendampingi almarhum mengungkapkan bahwa BPJS menjadi penyebabnya.

“Di Hermina sudah daftar tapi ga bisa, katanya karena baru pulang kemarin. Di sistemnya, BPJS nya tidak bisa masuk lagi, tidak bisa dirawat lagi, jadi kita langsung bawa ke RS provinsi,” kata warga yang enggan disebutkan namanya.

Saat dikonfirmasi mengenai hal ini kepada pihak RS Hermina Ciruas dan BPJS Serang, keduanya belum merespon pesan serta panggilan wartawan, meski upaya konfirmasi terus dilakukan.

Terakhir, sang ayah berharap agar kejadian ini tak menimpa anak-anak dari keluarga yang lain.

“Harapannya ga ada kejadian kaya saya lagi, cukup anak saya yang meninggal,” tutupnya. (*/Ajo)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien