SERANG – Pokja Wartawan Ekbispar Provinsi Banten menggelar diskusi di salah satu Hotel di Kota Serang, Jumat (29/10/2021). Diskusi kali ini bahas terkait peran Bank Daerah dalam membangun perekonomian di Kabupaten Serang.
Dalam diksusi ini menghadirkan 4 narasumber, diantaranya Asda III Pemerintah Kabupaten Serang Ida Nuraida, Relationship Officer Institusi Bank bjb KCK Banten Lely Yusnida, Komisaris BPR Serang Ajat Gunawan, dan pengamat ekonomi Bambang DS.
Ketua Pokja Wartawan Ekbispar Provinsi Banten, Susi Kurniawati mengatakan, bahwa keberadaan bank di suatu daerah memiliki peranan atau andil penting dalam membangun perekonomian daerah.
Selanjutnya, dalam diskusi yang dihadiri para Anggota Pokja Wartawan Ekbispar Banten ini, Relationship Officer Institusi Bank bjb KCK Banten Lely Yusnida menjelaskan, bahwa peran Bank bjb sebagai bank daerah terhadap pembangunan di Kabupaten Serang sudah terukur. Sebagai mana kata dia, tertuang dalam visi misi Bank bjb yakni sebagai partner utama dalam hal pengelolaan keuangan daerah.
“Kami juga membantu dalam optimalisasi dari sisi pendapatan dan melakukan kolaborasi yang baik serta menciptakan beberapa inovasi layanan untuk mengoptimalkan PAD dari retribusi dan pajak melalui jaringan minimarket dan e-commerce seperti Bukalapak dan Tokopedia. Selain itu melakukan pengaturan fasilitas kredit utk masyarakat, artinya fungsi dan peran Bank bjb bisa memberikan dividen yang terus meningkat, termasuk di dalamnya CSR,” papar Lely Yusnida.
Menurutnya, bank pembangunan daerah memiliki peran sangat penting dalam menghimpun sekaligus menyalurkan dana masyarakat, seperti dalam hal memberikan kredit dan memfasilitasi masyarakat untuk dapat mengakses layanan perbankan.
Di masa pandemi lanjut dia, mau tidak mau mesti menyesuaikan kondisi. Untuk itu digital banking bisa menjadi sebuah solusi. Menurutnya, saat ini nasabah sudah bisa menikmati layanan digital melalui bjb mobile, bjb net, dan bjb SMS yang transaksinya bisa dinikmati tanpa harus tatap muka.
Dilain hal, untuk urusan pemerintah kata dia, ada elektronikasi Pemerintah Daerah dan Bank bjb yanh punya tanggung jawab untuk menghadirkan layanan dari tunai menuju nontunai.
Di tempat yang sama, perwakilan BPR Serang, Ajat Sudrajat menyebut jika digitalisasi perbankan adalah suatu keniscayaan. BPR Serang sejak 2019 kata dia telah memiliki aplikasi untuk pelayanan, dan pada tahun 2020 telah mampu melakukan migrasi data.
Pihaknya mengakui, BPR tidak seperti bank pada umumnya. Di mana BPR juga mempunyai keterbatasan layanan seperti tidak bisa tarik uang di ATM meski ATM bersama.
“Namun karena tuntutan sudah tinggi akhirnya cari solusi antara lain berintegrasi dengan Bank bjb. Ini disebut integrasi perbankan melalui digitalisasi,” ungkapnya.
Hal itu turut dibenarkan Asda III Pemkab Serang, Ida Nuraida. Dia mengatakan, dalam keterbatasan BPR Serang, justru beberapa kali sempat meraih prestasi.
“BPR Serang bisa menyalurkan kurang lebih Rp500 miliar yang tersalurkan ke 700 UMKM, tentu saja sistemnya dibantu BJB dalam bentuk kemitraan. Pada 2021, BPR Serang bahkan bisa mengumpulkan Rp4,5 miliar. BPR Serang tidak terganggu pandemi, target masih sama seperti sebelumnya,” ujar Ida.
Pengamat Ekonomi, Bambang DS menuturkan, jika perbankan tidak bisa diandalkan sendirian. Menurutnya, harus ada dukungan berbagi pihak. (*/Faqih)