Rotasi dan Mutasi ASN, Akademisi Untirta Sebut Harus Memiliki Gagasan dan Perencanaan
SERANG – Dalam menilai profesionalisme seorang aparatur sipil negara (ASN), tidak cukup hanya dengan melihat bagaimana seorang ASN bekerja. Akan tetapi juga perlu untuk melihat seberapa paham ASN tersebut memahami terkait bidang profesi yang dirinya kerjakan.
Hal tersebut disampaikan oleh Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Suwaib Amiruddin mengatakan bahwasanya seorang ASN bekerja tidak hanya dilihat dari kemampuannya bekerja, akan tetapi juga pemahaman tentang bidang pekerjaannya.
“Sebenarnya Kalau profesionalisme itu bukan dilihat dari aspek kemampuannya bekerja, tetapi dilihat dari sejauh mana dia memahami apa yang dia kerjakan,” ucap Suwaib kepada Fakta Banten, Rabu (2/8/2023).
Menurutnya, ASN saat ini hanya sekedar melaksanakan apa yang diperintahkan atasannya, akan tetapi bukan berdasarkan kemampuannya dalam menguasai tugas dan fungsinya.
“ASN kita sekarang ini lebih banyak menjalankan berdasarkan dengan identitasnya saja, tapi berdasarkan dengan tugas dan fungsinya belum dilaksanakan dengan baik. Tapi secara identitas itu dia berjalan. Sehingga banyak yang bekerja karena perintah bukan karena tugas dan fungsinya,” imbuhnya.
Suwaib mengungkapkan, ASN harus punya perencanaan dan punya gagasan. Jadi seorang ASN perlu memiliki rencana dan gagasannya sendiri untuk kemudian bisa mendapatkan hasil dari rencana dan gagasan yang dirinya gagas sendiri.
“Proses pekerjaannya juga penting dan harus dilihat. Selama ini, ASN kita lebih banyak bekerja karena arahan, kemudian perintah. Padahal birokrasi itu Harusnya menjadi pelayan masyarakat bukan melayani perintah atasan,” ungkapnya.
Lanjutnya, Ia juga mengatakan, seorang ASN yang professional juga perlu memiliki pendidikan yang baik. Selain itu, ASN juga perlu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keahliannya.
“Pendidikan itu sangat penting bagi kaum profesional, karena kan ASN itu profesional, jadi kalau misalnya dia tidak pernah mengikuti pelatihan dia tidak pernah ikut dalam hal kajian-kajian dia tidak pernah ikut dalam hal peningkatan kapasitas dirinya, saya kira tetap akan menjadi ASN yang menjalankan pemerintahan karena arahan bukan kemauan. Makanya ASN kita sekarang itu dianggap tidak punya gagasan pekerjaan,” katanya.
Selain itu, menurutnya ASN di Kota Serang yang merupakan ibukota Provinsi Banten harus menjadi contoh bagi para ASN di kota dan kabupaten lainnya.
“Harusnya dibangun dengan baik karena kota serang terutama sebagai ibukota provinsi, sebagai contoh kota dan kabupaten yang lain, termasuk kinerja ASN-nya,” ucapnya.
Suwaib juga menuturkan, yang perlu kita dorong untuk penyaringan diawal perlu sesuai dengan bidangnya. Karena masih banyak ASN yang tidak sesuai dengan bidangnya.
“Saya kira sudah jelas ya, bahwa setiap penerimaan itu ada formasi-formasi berdasarkan dengan kebutuhan cuma memang pada saat perjalanannya di birokrasi itu kan masih ada politik. Kadang ada orang yang diangkat tapi tidak sesuai,” tuturnya.
“Tapi memang lagi-lagi birokrasi kita ini kan digerakkan oleh politik, jadi siapa yang dekat dengan pimpinan nah dia dapat dan siapa yang jauh dari pimpinan, waduh kayaknya mental lagi,” tambahnya.
Dirinya juga mengungkapkan pada saat terjadi lelang jabatan, penting untuk melihat bidang keilmuan serta keahlian dari seseorang tersebut. Agar dalam bekerja, tidak adanya masalah.
“Dalam lelang jabatan salah satu item yang paling penting itu adalah latar belakang keilmuannya, karena itu akan menjaga fungsinya,” tandasnya. (*/Fachrul)