Seorang Ibu di Kota Serang Coba Bunuh Diri Karena Anaknya Sakit, Kapolres Turun Tangan Bantu Pengobatan Si Anak
SERANG – Depresi karena sakit yang diderita anaknya tak kunjung sembuh, seorang Ibu nekat melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat dari atas lantai 4 gedung Pusat Perbelanjaan di Kota Serang pada Minggu (20/2) malam.
Beruntung, aksi nekat Ibu berinisial TS (48) warga Kecamatan Serang, Kota Serang tersebut berhasil digagalkan oleh security gedung dan sejumlah anggota kepolisian yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
“Setelah kita menggali dan memberikan trauma healling yang bersangkutan mengalami permasalahan, anaknya sakit, sehingga Ibu ini tertekan dan depresi. Kita berikan semangat kepada Ibu itu,” kata Kapolres Serang Kota, AKBP Maruli Ahilles Hutapea kepada awak media saat mengunjungi kediamannya Ibu tersebut, Selasa (22/2/2022).
Diketahui, anak dari Ibu TS menderita penyakit Anemia Gravis pada AIHA yang menyebabkan terjadi pendarahan di bagian muka yang tampak memerah dan pembengkakan di bagian mulut sejak tahun 2001 silam.
Maruli pun menyampaikan bahwa pihaknya akan membantu pengobatan si anak hingga sembuh.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan kemanusiaan dirinya atas peristiwa yang menimpa keluarga tersebut.
“Jadi lebih kepada rasa kemanusiaan, kita bawa adik ini check up ke Rumah Sakit Bhayangkara. Nanti biayanya kita tanggung semua. Mudah-mudahan adik ini bisa sembuh dan si Ibunya tidak depresi lagi,” ungkapnya.
Sontak, hal itu pun membuat sang Suami sekaligus Ayah dari anak penderita Anemia Gravis pada AIHA, Ismail pun tak kuasa menahan tangis haru. Karena menurutnya, itu membuat dirinya bernafas lega ditengah kondisi krisis ekonomi yang tengah dihadapinya saat ini.
“Ini sangat membantu, Kapolres sangat membantu kami. Karena ini memang tidak akan selesai sekali dua kali (perawatan). Dan ini mau dibawa Kapolres check-up dan dirawat,” ungkap Ismail sambil berlinang air mata.
Diakui Ismail, sejak mengalami sakit pada tahun 2001 silam, dirinya hanya mampu membawa anaknya berobat sebanyak 5 kali lantaran besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
“Dari April 2001, 5 kali masuk rumah sakit, 2 kali di RSDP Serang, 2 kali di RSCM Jakarta dan 1 kali di RS Sari Asih Serang. Jadi anak saya itu trombositnya pendarahannya, akhirnya sel darah merahnya ada kelainan, berbeda dengan yang lain,” tandasnya. (*/YS)