STAK-C Upayakan Air Bersih Untuk Warga Lebak Wangi
CILEGON – Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon (STAK-C) lakukan Program Bina Desa bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), sebagai wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Program berupa penerapan metode Filtrasi bagi masyarakat Desa Kencana Harapan, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang untuk mengupayakan penyediaan sumber Air bersih.
Boima Situmeang, Pembina BEM STAK-C menilai, kebutuhan sumber air bersih dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Hampir seluruh aktivitas manusia membutuhkan air, seperti minum, memasak, mandi, mencuci pakaian, dan mencuci peralatan.
Menurutnya, manusia hanya bisa bertahan hidup selama 2×24 jam tanpa mengkonsumsi air. Bagi anak-anak, seringnya menderita diare yang salah satu penyebabnya adalah masalah kebersihan lingkungan.
Menurut data Departemen Kesehatan (Depkes) RI, di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama kematian anak berusia di bawah Lima tahun, sekitar 17 % rumah tangga pada tahun 2010 atau sekitar 41 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka.
Boima memyebutkan, pengolahan air bersih adalah suatu usaha teknis, yang dilakukan untuk memberikan perlindungan pada sumber air, dengan perbaikan mutu asal air sampai menjadi mutu yang diinginkan, agar aman untuk dipergunakan oleh masyarakat.
“Dalam rangka meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih, perlu disesuaikan dengan sumber air baku, serta teknologi yang sesuai dengan tingkat penguasaan masyarakat itu sendiri,” ujarnya kepada faktabanten.co.id via Whatsapps, Jum’at, (26/10/2018).
Bina Desa sendiri dilakukan di Kampung Puyuh Koneng, Desa Kencana Harapan, RT 02, Kecamatan Lebak Wangi Kabupaten Serang.
Boima Situmeang mengatakan, lokasi tersebut dipilih karena salah satu daerah yang masih menggunakan air saluran irigasi yang kotor dan keruh untuk keperluan sehari-hari.
Air saluran irigasi yang digunakan tersebut sangat keruh dan tak layak pakai, apalagi untuk kepentingan memasak, mencuci bahan makanan, dan mandi.
“Pengetahuan masyarakat di daerah tersebut akan kesehatan masih sangat rendah. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan,” papar Boima, yang juga Dosen Mata Kuliah Kimia itu.
Senada dengan itu, Rahmat, Ketua BEM STAK-C, berharap, melalui Program Hibah Bina Desa (PHBD) Ristekdikti 2018, dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal di bantaran saluran irigasi yang sulit mendapatkan air bersih, agar mendapatkan pengadaan air bersih metode filtrasi dan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan.
“Dalam kegiatan ini, bertujuan, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan, dan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya sumber air bersih yang layak konsumsi dan layak pakai untuk kesehatan, serta, memberikan bantuan pengadaan sumber air bersih yang diperoleh dari air saluran irigasi melalui penerapan metode filtrasi,” imbuh Rahmat via Whatsapps.(*/Do’a Emak)
[socialpoll id=”2521136″]