Terdampak Covid19, Warga Kota Serang ini Tidak Mampu Beli Beras

Bawaslu Cilegon Stop Politik Uang

SERANG– Tim Relawan Milenial Banten Berbagi (MBB) kembali menyalurkan bantuan berupa sembako kepada pasangan keluarga Umar (43) dan Teti (40) di Kampung Ujung Tabu, Kelurahan Suka Jaya, Kecamatan Curug (Belakang KP3B) Kota Serang, Senin (6/4/2020) petang kemarin.

Bantuan itu disalurkan setelah adanya informasi dari salah seorang guru PAUD, Isah melalui pesan WhatsApp yang diterima oleh Tim MBB.

Melalui pesan itu, Isah menyampaikan bahwa pada hari Minggu (5/4/2020) kemarin, Teti meminta bantuan untuk bisa mengklaim kompensasi listrik gratis dari PLN.

Kepada relawan MBB, dengan diiringi tangisan kecil Teti bercerita bahwa semenjak wabah virus Corona (Covid-19) suami dan anaknya yang menjadi tulang punggung keluarga tidak bisa mencari nafkah. Bahkan, untuk membeli kebutuhan pokok beras saja keluarganya sudah tidak mampu.

Advert

“Ke sini gak boleh, ke sana gak boleh, kerja bangunan aja gak boleh, gak boleh kumpul-kumpul, sementara saya orang gak punya, mau makan dari mana kalau kita di rumah aja,” kata Teti saat ditemui di kediamannya.

Teti menceritakan, sejak ada maklumat Kapolri tersebut, sang suami yang biasa kerja serabutan sebagai buruh bangunan terpaksa harus diam di rumah. Apalagi dengan kondisi sang suami saat ini sedang mengalami infeksi di tangannya akibat eksim semen.

“Kerja serabutan, itu juga kalau ada, kalau gak ada mah udah nganggur aja, apalagi tangannya udah kumat itu pada kena nanah itu, kena eksim semen, kayanya saya mah orang menderita aja lah,” terangnya.

KPU Cilegon Coblos

Pasangan yang menikah pada tahun 1991 dan telah dikaruniai tiga orang anak itu, satu laki-laki dan dua perempuan, hanya bisa pasrah kepada Allah SWT. Sementara, sang menantu yang juga seorang buruh harian lepas pun terpaksa mengikuti anjuran Kapolri tersebut agar berdiam diri di rumah.

Sedangkan, anak kedua yang laki-laki berusia 20 tahun, sempat bekerja di Kantin Puspemrov Banten. Dikarenakan, para aparatur sipil negara (ASN) yang saat ini sedang work from home (WFH) atau kerja di rumah, kantin Puspemrov Banten itu pun ditutup sementara.

“Tadinya kerja di bengkel, tapi kemaren sempet kerja di kantin (Puspemprov Banten-red), tapi baru sehari kerja kantin sepi karena corona, akhirnya di rumah aja,” tukas Teti.

Teti yang selama satu tahun terakhir ini mengalami batuk-batuk dan flu, tidak bisa berbuat banyak meskipun rumahnya persis di belakang kantor Kawasan Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).

“Sakit udah satu tahun, batuk, berobat mah berobat, tapi buat ongkos aja susah, emang pake BPJS Kesehatan di Puskesmas Curug, tapi kan buat ke sananya itu butuh bensin, gak ada motor, paling pinjam,” tambahnya.

Di akhir, Teti berharap agar pandemi corona ini segera berlalu dan keluarganya bisa beraktivitas kembali seperti dahulu.

“Pengen cepet selesai wabah ini biar bisa aktivitas lagi, biarpun sakit juga saya cepet sembuh, suami saya cepet sembuh, kerja lagi, apa aja kerjanya yang penting halal,” tuturnya.

Sementara tetangganya, Isah yang menghubungi relawan MBB mengaku, meski rumah keluarga tersebut persis di belakang Gedung Puspemprov Banten, namun selama ini belum ada bantuan yang mereka terima.

“Walaupun dekat dengan KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten-red), tapi bantuan itu gak ada,” pungkasnya. (*/YS)

PUPR Banten Infografis
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien