Tidak Percaya, Sejumlah Kiyai dan Ulama di Kota Serang Tolak Rapid Test
SERANG– Sejumlah ulama, kiyai dan santri yang tergabung kedalam Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Serang yang menolak dilakukanya rapid test dibuat dalam bentuk video yang beredar melalui jejaring facebook.
Saat dikonfirmasi, Presidium FSPP Kota Serang, Kiyai Enting Abdul Karim mengatakan, dibuatnya video penolakan rapid test oleh sejumlah ulama dan kiyai dikarenakan adanya ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap rapid test yang selama ini dilakukan.
“Itu keputusan semua para kiyai, akhirnya supaya didengar penolakan tersebut. Dibikin video itu bahwa para ulama, kiyai dan santri se-Kota Serang tidak usah di rapid test,” ucapnya, Selasa (16/6/2020).
Bahkan menurutnya, adanya simpang siur informasi terkait virus corona yang tidak seberbahaya virus flu burung turut menjadi alasan adanya penolakan rapid test oleh sejumlah ulama, kiyai dan santri di Kota Serang.
“Alasannya jadi simpang siurnya informasi penyakit ini (covid-19). Kemudian kiyainya ketakutan. Akhirnya kalau takut, kita tolak aja dan dibikin video,” tukasnya.
Disebutkannya, sekitar 221 pesantren di Kota Serang yang tergabung kedalam FSPP menolak rapid test. Sehingga dengan tegas meminta agar pihak terkait tidak perlu melakukan rapid test terhadap para ulama, kiyai dan santri di Kota Serang.
“Itu baru sekedar warning, kalau sampai terjadi kejadian (dipaksa rapid test), maka kiyai akan turun langsung ke tempat dimana diterapkan rapid test,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Serang, Hari Pamungkas menurutkan, diperlukan sosialisasi dan edukasi berlebih kepada masyarakat terkait pelaksanaan rapid test. Sehingga tidak memberikan stigma menakutkan terhadap masyarakat.
“Kami akan utamakan komunikasi dengan pendekatan persuasif. Yang terbaik disatu sisi kita juga mempertimbangkan aspek kesehatan. Karena harus menekan penyebaran covid-19,” kata Hari.
Bahkan, diakuinya, butuh treatment khusus yang melibatkan semua tingkatan pemerintahan, mulai dari tingkatan RT hingga Kecamatan yang harus dilakukan dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui komunikasi efektif.
“Kemungkinan diperlukan untuk memilih dan mengendalikan pertumbuhan virus covid-19 di Kota Serang, yang harus lebih intens disosialisasikan lebih kepada masyarakat,” tukasnya.
Disisi lain, Walikota Serang, Syafrudin mengungkapkan, jika pihaknya telah menyediakan sebanyak 22.700 alat rapid test yang diperuntukkan bagi masyarakat di Kota Serang.
“Sudah kita siapkan rapid test untuk Kota Serang, sudah kita siapkan 22.700 alat untuk masyarakat Kota Serang, gratis tidak bayar,” tandasnya. (*/YS)