Tolak Rapid Test, Warga Geruduk Kantor Kelurahan Mesjid Priyayi Kota Serang

Hut bhayangkara

SERANG – Sejumlah masyarakat menggelar aksi demonstrasi menolak dilakukannya rapid test di kantor Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang pada Senin (15/6/2020) siang.

Salah seorang warga Kampung Terwana Kiata RW. 01 RT. 04 Kelurahan Mesjid Priyayi, Burhan mengatakan, jika aksi yang dilakukan oleh pihaknya untuk menolak adanya rapid test terhadap masyarakat yang akan dilakukan oleh Kelurahan Mesjid Priyayi. Menurutnya, adanya rencana rapid test justru membuat warga panik. Bahkan para perempuan dilingkungannya mengungsi sejak dua hari kemarin.

“Tadinya disini mau di test, kita menolak, gak mau di test. Yang perempuan pada ngungsi karena takut. Ngungsi ke keluarganya masing-masing, ada yang ke Cilegon, ada yang ke Gunung, pada gak mau di test,” ucapnya saat ditemui awak media seusai aksi.

Sementara itu, Lurah Mesjid Priyayi, Neneng Titin Kurnia menuturkan, adanya penolakan rapid test oleh warga dikarenakan adanya informasi yang diterima masyarakat jika rapid test akan dilakukan secara door-to-door. Hal itu ditambah masih minimnya informasi yang didapat masyarakat terkait protokol kesehatan untuk pencegahan penularan covid-19, salah satu dengan rapid test.

Surat pemberitahuan pelaksanaan rapid rest di kelurahan mesjid priyayi kota serang /Dok

“Iya mereka menolak dirapid test, alasannya mereka takut. Karena kata Pak RW nya itu mau dilakukan door to door, padahal gak seperti itu infonya. Dan mereka pun pikirnya itu mengerikan, sehingga menolak rapid test. Mereka parno dulu, karena kalau positif nanti dibawa ke rumah sakit, terus diisolasi. Jadi itu yang buat mereka takut,” kata Lurah Priyayi.

Loading...

Dijelaskan Neneng, pelaksanaan rapid test di Kelurahaan Priyayi berdasarkan intruksi dari Dinas Kesehatan Kota Serang. Hal itu lantaran sebelumnya sempet ada warga yang sempet dirawat di Rumah Sakit Drajad Priwiranagara (RSDP) Serang yang meninggal. Namun sampai saat ini belum dipastikan penyebabnya covid-19, disebabkan hasil swabnya sampai saat ini belum keluar.

“Jadi sebelumnya pas Senin lalu ada warga yang meninggal, dirawat di RSDP. Belum tau sih positif atau enggak, karena hasil swabnya belum keluar. Intruksi Dinkes agar dilakukan rapid test, tapi belum dilakukan mereka sudah lari, mereka menolak adanya rapid test,” terangnya.

“Tadinya rencana mau dilaksanakan di hari Kamis (18/6/2020). Belum sempat dilajukan sosialisasi lebih detail, sudah ada penolakan dari warga,” imbuhnya.

Meski ada penolakan dari sejumlah masyarakat. Disampaikan Neneng, jika proses pelaksanaan rapid test bagi masyarakat Kelurahan Priyayi akan tetap dilakukan. Namun sifatnya tidak memaksa bagi warga yang tidak mau dirapid test.

“Karena waktu dan jadwal sudah koordinasi, maka tetap kita lakukam. Tapi dengan masyarakat yang mau aja. Kalau mereka gak mau silahkan, tapi yang mau juga mangga,” tukasnya.

Diketahui dari surat kesepakat yang dibuat antara pihak Kelurahan Mesjid Priyayi dengan para demonstran. Disebutkan jika pelaksanaan rapid test di Kelurahan Mesjid Priyayi pada Kamis (18/6/2020) tidak dilaksanakan door-to-door, dan hanya diperuntukkan bagi aparatur Kelurahan Mesjid Priyayi, kader dan masyarakat yang bersedia saja. (*/YS)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien