Warga Bojonegara Keluhkan Proyek Mitsubishi yang Rugikan Warga
SERANG – Warga Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang mengeluhkan aktivitas proyek reklamasi tambak atau empang yang dilakukan oleh perusahaan PT Mitsubishi di wilayah Desa Bojonegara, selama sebulan terakhir dari lima bulan rencana proyek tersebut berlangsung.
Seperti keluhan yang diutarakan oleh salah satu siswa sekolah di kawasan tersebut yang mengaku matanya sering kelilipan.
“Suka kelilipan. Nafasnya suka berat. Ya takut mobilnya besar-besar pak,” tuturnya polos saat ditanyakan faktabanten.co.id, Rabu (14/11/2018).
Begitu juga yang dikatakan oleh warga yang kerap melintasi Jalan Bojonegara, Samsuri, mengaku terganggu pandangannya saat berkendara sepeda motor.
“Meledug kang, apalagi kalau hujan. Jalannya licin, kadang mah ada yang kecelakaan. Pemukiman warga sering kotor, jalan jadi suka macet karena banyak truk,” ujar Samsuri.
Begitu juga yang diungkapkan oleh salah satu masyarakat Desa Bojonegara, Hisbulllah Skm, yang menganggap debu dampak dari proyek reklamasi tambak tersebut merugikan warga Desa Bojonegara. Bahkan pihaknya menolak aktivitas proyek tersebut dilanjutkan.
“Debu dari proyek yang melintasi desa kita bahaya bagi warga karena menyebabkan berbagai penyakit infeksi pernafasan, iritasi maa, serangan asma, kanker, paru-paru, gatal dan penyakit kulit,” ungkapnya.
“Apalagi truk-truk angutan ini melintasi objek vital. Kantor Kecamatan, Koramil, SDN 1 Bojonegara, TPA, Bank BRI dan SMPN 1 Bojonegara. Polusi udara kebisingan merupakan pemicu stress,” tambahnya.
Selain itu, Hisbullah juga menegaskan pihaknya bersama Kerukunan Warga Desa Bojonegara mengancam akan melakukan aksi bial pihak pemerintah Desa Bojonegara tidak menghentikan operasional pengurugan.
“Jika sampai bulan November ini pihak pemerintah desa tidak ada upaya menghentikan proyek urugan PT Mitsubishi. Maka kami Rukun Warga Desa Bojonegara akan melakukan surat pemberitahuan aksi demo pada pihak kepolisian setempat,” tegasnya.
Sementara itu, Pjs Lurah Desa Bojonegara, Haji Asep ketika dikonfirmasi mengakui pihaknya sudah pernah mendengar keluhan tersebut dan menyampaikannya kepada manajemen proyek. Namun pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk bertindak sebagaimana harapan warga.
“Kalau pemberhentian bukan kapasitas saya, atas nama kepala desa bukan ranahnya. Ada yang lebih tinggi lagi Satpol PP. Karena Haji Munji mantan lurah bagian manajemen proyek kan orang sendiri saya gak enak aja. Katanya ia mengakomodir semua masyarakat ya bisa saja untuk memilih dia yang akan mencalonkan lurah lagi,” tegasnya Haji Asep.
“Keluhan sudah saya sampaikan, sama Haji Munji kan sudah dilakukan pembersihan penyiraman,” imbuhnya.
Sementara itu, pihak PT Mitsubishi belum bisa dikonfirmasi, karena ketika wartawan coba mendatangi lokasi proyek, Aktivitas pekerjaan menurut warga sekitar sedang istirahat selama dua hari yang diduga adanya keluhan warga. (*/Ilung)