Warga Kota Serang Banyak Masuk Kategori Miskin Ekstrem, Caleg Nasdem: Pemkot Kerjanya Ngapain Saja?

Bawaslu Cilegon Stop Politik Uang

SERANG – Terdapat 8.799 keluarga di Kota Serang masuk kategori miskin ekstrem. Miskin ekstrem merupakan kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti makan, kesehatan, tempat tinggal hingga pendidikan.

Data tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada Agustus 2023 lalu.

Caleg Nasdem Kota Serang, Wibowo mempertanyakan peran Pemkot Serang lantaran masih banyaknya warga yang masuk kategori miskin ekstrem.

“Pemkot kerjanya ngapain saja, kenapa jumlah warga miskinnya masih banyak,” ujar Wibowo dalam keterangannya, pada Senin (13/11/2023).

Padahal, tambah Wibowo, sesuai Inpres No 4 tahun 2022, program pengentasan kemiskinan harus selesai di tahun 2024.

Advert

“Harusnya program pengentasan kemiskinan ini menjadi prioritas Pemkot Serang untuk diselesaikan,” ujar Caleg Dapil 1 Kota Serang ini.

KPU Cilegon Coblos

Ironisnya sebut dia, banyak program bantuan pemerintah bagi keluarga miskin, diantaranya Program Keluarga Harapan (PKH), Program Indonesia Pintar (PIP), Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Namun jumlah keluarga miskin masih tetap membengkak.

Kondisi ini membuat Wibowo menaruh curiga dengan bantuan yang diberikan pemerintah tepat sasaran atau tidak. Bahkan Wibowo akan mengecek bantuan pemerintah itu tepat sasaran atau tidak.

“Saya akan cek, apakah bantuan pemerintah itu tepat sasaran atau tidak,” Ancam Caleg dengan nomor urut 7 itu.

Dirinya juga berkesempatan turun langsung melihat potret warga Kota Serang yang masuk kategori miskin ekstrem. Di antaranya adalah Keluarga Syarif (60), dan isterinya Aniah (54).

Menurutnya, pasangan suami istri ini adalah salah satu keluarga miskin ekstrem di Kota Serang. Syarif yang tinggal di Kampung Lebak Sili, RT 03 RW 08, Kelurahan Unyur, Kota Serang, sudah dua tahun terakhir tidak bekerja karena sakit-sakitan. Syarif sebelumnya bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Rau, Kota Serang.

Sedangkan isterinya, Aniah bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan tidak menentu. Rata-rata Aniah memperoleh Rp 400 Ribu per bulan. Dan perkawinan mereka dikaruniakan 8 orang anak.

Ia berharap agar Pemerintah memberikan bantuan kepada warga tepat sasaran. Tak hanya itu, dirinya juga mendorong Pemkot Serang agar segera menuntaskan persoalan mendasar di Ibu Kota Provinsi Banten ini. (*/Faqih)

PUPR Banten Infografis
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien