Rupiah Tembus 15 Ribu per Dolar AS, Iwan Fals Singgung Mata Uang Zimbabwe
JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencapai Rp 15.183.
VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dipicu penguatan dollar AS terhadap seluruh mata uang dunia pada perdagangan waktu AS tempo hari.
Selain itu diikuti kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS dan harga minyak dunia.
Di sisi lain, isu perang dagang antara AS dan China kembali memanas setelah AS mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Kanada dan Meksiko yang mengisyaratkan pembatasan barang barang dari China.
“Tren kenaikan harga minyak dunia yang telah mencapai level 75 dollar AS per barel untuk WTI (West Texas Intermediate) dan menembus level 85 dollar AS per barel untuk Brent, berpotensi akan berdampak negatif bagi negara-negara yang notabene net oil importer karena akan memberikan tekanan pada pelebaran defisit transaksi berjalan,” ujar Josua.
Musikus Iwan Fals rupanya turut berkomentar soal nilai tukar rupiah yang terjun bebas.
“…sedolar udah limabelas rebu lebih yak…” tulis Iwan Fals pada Jumat (5/10/2018).
Hal tersebut disampaikan Iwan Fals melalui media sosial, Twitternya.
Tak hanya itu Iwan Fals juga memberikan sindiran soal pelemahan nilai rupiah.
Ia membagikan kisah soal temannya dan mata uang Zimbabwe.
Menurut Iwan Fals seorang temannya bercerita baru saja membeli mata uang Zimbabwe.
Namun pelantun lagu Bento itu mengaku tak ingat di mana lokasi temannya itu membeli mata uang tersebut.
Iwan Fals mengatatakan temannya membeli uang Zimbabwe dengan pecahan 1 triliun hanya dengan harga Rp 85.000.
“.kemaren temanku cerita, temannya beli uang zimbabwe atau mana gitu, murah lo, 1 triliun cuma 85 rebu perak…” tulis Iwan Fals.
Cuitan tersebut sudah disukai lebih dari 600 pengguna Twitter.
Penelusuran TribunJakarta.com sepuluh tahun lalu, nilai mata uang Zimbabwe anjlok.
Setelah berkali-kali didenominasi, dolar Zimbabwe tetap tak bernilai, kecuali sebagai klangenan yang bisa ditemukan di lapak-lapak daring Tokopedia dan Bukalapak.
Pecahan 100 triliun, 50 triliun, dan 50 miliar diperjualbelikan sebagai suvenir.
Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari di bawah 100 ribu rupiah sampai di atas 1 juta rupiah.
Nilai yang tercantum di atas uang kertas Zimbabwe memang sangat fantastis.
Jika di Indonesia pecahan tertinggi hanya 100 ribu, dolar Zimbabwe bisa mencapai 100 triliun.
Lahirnya pecahan mata uang dengan jumlah nominal yang sangat tinggi itu dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi akut.
Pada 2008, harga barang-barang naik dua kali lipat dalam 24 jam di negeri yang puluhan tahun dipimpin oleh Robert Mugabe itu.
Pada tahun yang sama, inflasi bulanan mencapai 7,9 miliar persen.
Dolar Zimbabwe nyaris tak bernilai.
Masyarakat membawa berkarung-karung uang saat hendak berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari.
Christian Science Monitor pada Maret 2008 melaporkan harga sosis meroket hingga 30 juta dolar Zimbabwe (atau 1,25 dolar AS) dan 15 kilogram kentang dihargai 90 juta dolar Zimbabwe.
Angka inflasi mencapai 100 ribu persen per tahun. Namun, dalam kondisi ekonomi sulit, presiden beserta anak dan istrinya malah hidup mewah.
Kondisi ini membuat masyarakat muak dan menuntut Mugabe untuk mundur dari jabatannya.
Namun, alih-alih mendengarkan inspirasi rakyat, Mugabe terus mempertahankan kursi kepresidenannya.
Akhir 2017 silam, Mugabe akhirnya digulingkan oleh tentara. (*/Tribunjakarta)