Gelar Pengabdian Masyarakat, Dosen dan Mahasiswa FEB Untirta Dorong Peningkatan Wisata Kapal Bosok
SERANG – Dosen dan mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di tempat wisata religi masjid Kapal Bosok yang terletak di Curug Manis Drangong, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 14 Juni 2022 lalu itu, diinisiasi oleh dosen sekaligus ketua pelaksana PKM, Vadilla Mutia Zahara dan mengajak turut serta mahasiswa ekonomi pembangunan diantaranya Haekal Akbar, Fiqri Perdana, Raihana Rifa, Adelia Dwi, Maisya Fitri serta M. Taqy Badrani.
Kegiatan yang bertemakan (Sociopreneurship Concept dan Storynomic Tourism Sebagai Upaya Pembangunan Ekonomi Wisata Budaya Kapal Bosok Serang) diikuti oleh para ibu dan pemudi yang aktif dalam kelompok bank sampah Kelurahan Curugmanis serta kelompok masyarakat pedagang objek wisata Kapal Bosok.
“Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah mengembangkan ekonomi wisata budaya Kapal Bosok dan memperluas peluang usaha yang relatif terbatas serta mengoptimalkan ekonomi produktif melalui sociopreneurship concept,” kata Vadilla Mutia Zahara kepada wartawan
Vadilla menceritakan, pelatihan yang dipandu oleh Syarifah Hanum tersebut memanfaatkan limbah sampah dan koran tersebut menghasilkan produk souvenir seperti tas, piring dari koran, mangkok dan lain-lain, sehingga membuat peserta sangat antusias dan bersemangat terlebih setelah Pandemi Covid 2019 yang sempat memati surikan perekonomian wisata.
“Dengan menurunnya aktivitas kunjungan wisatawan di Kapal Bosok, terutama saat Pandemi Covid-19, selain itu menurunnya pendapatan masyarakat yang beraktivitas di sekitar objek wisatapun menjadi permasalahan penting untuk dicari solusinya, selain itu permasalahan lain yang muncul adalah kurangnya minat masyarakat dan ketidaktahuan masyarakat baik di sekitar wilayah Banten maupun di luar Banten terhadap wisata Budaya Kapal Bosok,” terang Vadilla.
Menurut Vadilla, pengembangan wisata Budaya Kapal Bosok perlu dilakukan dari berbagai aspek, baik aspek sumberdaya manusia (masyarakat sekitar), maupun dari aspek teknologi dengan memanfaatkan teknologi sebagai media utama untuk mengenalkan potensi pariwisata budaya.
Dari beberapa aspek itulah, Vadilla dan tim menerapkan metode Storynomic Tourism dalam pelatihan tersebut, dimana mahasiswa dan masyarakat sekitar berkolaborasi membuat video cerita terkait sejarah sebuah destinasi yang nantinya dapat digunakan sebagai upaya pemasaran pariwisata budaya untuk membangun branding power destinasi, tidak hanya menyampaikan cerita sejarah tetapi juga dikemas dalam bentuk lain sehingga memberikan nilai edukasi kepada setiap pengunjung.
“Storynomic dapat digunakan sebagai strategi yang efektif dalam memasarkan suatu destinasi, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan minat berkunjung ke tempat wisata tersebut,” pungkasnya. (*/Nas)