Preeklampsia: Pencegahan dan Penanganan di Bethsaida Hospital Serang demi Kesehatan Ibu dan Bayi
SERANG – Tingginya angka kematian ibu (AKI) masih menjadi tantangan besar bagi dunia kesehatan di Indonesia. AKI tidak hanya mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan selama kehamilan dan nifas, namun juga menjadi indikator penting kesehatan maternal.
Berdasarkan data dari Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), jumlah kematian ibu di Indonesia terus meningkat, dengan angka 4.005 pada tahun 2022 menjadi 4.129 di tahun 2023.
Berbeda dengan tren dunia yang cenderung menurun, AKI di Indonesia pada tahun 2020 masih cukup tinggi, mencapai 173 per 100.000 kelahiran hidup. Sebagai perbandingan, negara ASEAN lainnya seperti Singapura hanya memiliki AKI sebesar 7 per 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah preeklampsia, suatu kondisi yang perlu perhatian serius dalam kehamilan.
dr. Agustinus Darmawan H., Sp.OG, dokter spesialis kandungan di Bethsaida Hospital Serang, menjelaskan, Preeklampsia merupakan kondisi spesifik kehamilan yang dapat mengancam nyawa ibu dan bayi. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, risiko komplikasi dapat ditekan secara signifikan
Apa Itu Preeklampsia?
Preeklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan adanya hipertensi spesifik pada kehamilan, disertai gangguan pada organ lainnya. Kondisi ini biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Tanda umum preeklampsia meliputi hipertensi, proteinuria, dan dalam kasus berat, bisa menyebabkan disfungsi organ yang serius.
Faktor Risiko Preeklampsia
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya preeklampsia meliputi:
• Usia kandungan Ibu diatas 35 tahun
• Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
• Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
• Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih
• Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
• Kehamilan multiple
• IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
• Hipertensi kronik
• Penyakit ginjal
• Penyakit autoimun
• Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau embrio
• Obesitas sebelum hamil
Bagaimana Menegakkan Diagnosis Preeklampsia Secara Umum
Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan/ diatas usia kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan organ. Jika hanya didapatkan hipertensi saja, kondisi tersebut tidak dapat disamakan dengan preeklampsia, harus didapatkan gangguan organ spesifik akibat preeklampsia tersebut. Kebanyakan kasus preeklampsia ditegakkan dengan adanya protein urin, namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu trombositopenia, gangguan ginjal berupa peningkatan kreatinin serum , gangguan liver, nyeri di daerah epigastrik/ regio kanan atas abdomen, edema paru, didapatkan gejala neurologis serta gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta.
Kriteria terbaru tidak lagi mengkategorikan preeklampsia ringan, dikarenakan setiap preeklampsia merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas secara signifikan dalam waktu singkat. Wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki risiko penyakit kardiovaskuler, 4x peningkatan risiko hipertensi dan 2x risiko penyakit jantung iskemik, stroke dan DVT di masa yang akan datang. Sedangkan risiko kematian pada wanita dengan riwayat preeklampsia lebih tinggi termasuk yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskular
Di Bethsaida Hospital Serang, tim medis telah dilengkapi dengan fasilitas canggih dan mumpuni untuk mendeteksi dini preeklampsia dan memberikan penanganan cepat bagi ibu hamil dengan risiko tinggi. Menurut dr. Tirtamulya Juandy, Direktur Bethsaida Hospital Serang, “Kami berkomitmen untuk memberikan layanan kesehatan terbaik, terutama dalam menangani komplikasi kehamilan seperti preeklampsia. Kami terus meningkatkan kualitas layanan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesejatheraan kesehatan ibu dan bayi di wilayah ini.”
Pencegahan dan Penanganan Preeklampsia
Penanganan preeklampsia dilakukan melalui pendekatan komprehensif, mulai dari pencegahan primer, sekunder, hingga tersier. Di Bethsaida Hospital Serang, ibu hamil dengan risiko preeklampsia dipantau secara ketat oleh tim dokter spesialis, memastikan kondisi mereka tetap stabil dan terhindar dari komplikasi serius.
“Kami mendorong ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan secara rutin selama kehamilan, terutama jika memiliki faktor risiko preeklampsia,” tambah dr. Agustinus Darmawan H., Sp.OG. (*/Faqih)