Distan Banten Sebut Pemerintah Tak Kuasai Pasar Gabah Lokal
PANDEGLANG – Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid menyebutkan bahwa kenaikan harga beras yang terjadi saat ini disebabkan karena tidak dikuasainya pasar gabah lokal oleh Pemerintah. Karena menurutnya hasil panen padi para petani di Provinsi Banten saat ini dikuasai oleh para tengkulak dan saudagar beras dari daerah lain.
Padahal menurutnya luas lahan pertanian yang dimiliki Provinsi Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Serang seharusnya kebutuhan akan komoditas pangan beras bisa terpenuhi.
“Memang secara luas lahan pertanian di kita (Provinsi Banten) khususnya Pandeglang, Lebak dan Serang hasil panennya sangat melimpa, akan tapi kita (Pemerintah Provinsi Banten) tidak menguasai pasar gabah lokal, yang saat ini berkuasa adalah rakyat itu sendiri dan para tengkulak dari daerah lain,” ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid saat ditemui di Pondok Pesantren Al Mizan.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) Kabupaten Pandeglang, Andi Kusnardi juga mengakui kelemahan Pemerintah dalam menguasai harga pasaran gabah lokal, karena saat ini para petani sudah terikat dengan para tengkulak dan pedagang beras dari luar daerah Banten.
“Hasil panen padi di kita (Kabupaten Pandeglang-red) itu kebanyakan dijual ke tengkulak dari luar daerah, karena para petani sudah diberi modal dulu (pinjaman saat musim tanam-red) makanya gabah dari kita banyak yang dijual ke Cirebon dan Karawang, nah nanti berasnya dijual kembali ke Pandeglang,” Ujar Andi Kusnardi saat ditemui di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang.
Baca : http://faktapandeglang.co.id/36-lumbung-pangan-di-pandeglang-tidak-efektif/
Maka dari itu, Disperindag dan ESDM Pandeglang dalam waktu dekat ini akan segera mengaktifkan program resi gudang yang saat ini ada di Kecamatan Panimbang, Andi menjelaskan, kedepannya para petani yang saat ini masih bergantung pada para tengkulak akan dialihkan serta disarankan untuk masuk keanggotaan dalam resi gudang dan bisa mendapatkan pinjaman modal untuk biaya dalam masa tanam.
“Bahkan saat ini Program Resi Gudang tersebut sudah bekerjasama dengan salah satu Bank di Indonesia, nantinya para petani bisa meminjam uang dengan mudah dengan hanya menghitung prediksi hasil panen di sawah yang sedang digarap petani. Bahkan pinjaman itu bisa mencapai 75 persen dari total prediksi hasil panen,” bebernya panjang lebar. (Gatot)