Bank Pemerintah Ribet, Pedagang Cilegon Lebih Pilih Rentenir Meski “Mencekik”
CILEGON – Kota Cilegon yang mempunyai Pendapatan Asli Daerah (PAD) mendekati Rp2 triliun, saat ini nampaknya belum bisa mensejahterakan masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya warga terutama pedagang kecil dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menggunakan jasa rentenir berkedok Koperasi Simpan Pinjam (KSP) untuk menjalankan bisnisnya.
Diketahui, pedagang kecil dan pelaku UMKM di Kota Cilegon lebih tertarik dengan rentenir dari pada bank bentukan pemerintah seperti BPRS – CM atau lembaga bentukan Dinas Koperasi yakni UPT PEM yang ada di Kecamatan. Padahal, bunga rentenir sangat besar dibanding bank bentukan pemerintah
“Ya mau gimana lagi mas, kalau minjem di Bank sama UPT PEM berbelit belit syaratnya, harus gini, harus gitu jadi ribet, lebih baik minjem di bank jeliling, cuma ngasih Kartu Tanda Penduduk (KTP) langsung cair,” ujar Ida salah seorang pedagang kecil di Pasar Kranggot, Selasa (26/11/2019).
Ida mengatakan, untuk menjalankan usahanya, ia dalam satu hari harus menyetorkan pengahasilannya untuk tiga rentenir, dan ia mengaku setorannya bervariasi ada yang Rp 20 ribu, Rp 30 ribu dan Rp 50 ribu.
“Dalam sehari saya menyetor ke rentenir itu tiga orang. Setoran bervariasi, kadang kalau sepi pembeli, terpaksa saya tidak ada setoran tapi yang namanya bunga itu jalan terus,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ema, seorang pelaku UMKM untuk menjalankan usahanya ia harus rela meminjam ke rentenir yang bunganya sangat besar.
“Kalau kita meminjam ke bank resmi atau ke UPT PEM persyaratan sangat berat, ditanya itu, ditanya ini ujung ujungnya mah nggak di ACC, kalau di rentenir cuma KTP langsung cair, nggak ribet walaupun bunganya segunung dan untungnya hanya buat setoran saja, jadi mau gimana lagi, yang saya bisa lakukan hanya ini yang penting anak saya bisa bersekolah,” katanya. (*/Red)