WHO: Virus Corona Bisa Bertahan di Uang Kertas hingga Beberapa Hari
JAKARTA – Otoritas kesehatan global mengimbau masyarakat untuk menggunakan sistem pembayaran non-tunai dibandingkan uang kertas, jika memungkinkan, untuk meminimalisir penyebaran virus corona Covid-19.
Para ahli kesehatan sebelumnya telah memperingatkan bahwa virus corona dapat bertahan di permukaan lembap cukup lama untuk menginfeksi host baru, meskipun risikonya diyakini lebih rendah daripada kontak manusia-ke-manusia.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa virus dapat tetap menular dan bertahan pada uang kertas selama beberapa hari. Bank of England di Inggris juga mengakui bahwa uang kertas dapat membawa bakteri atau virus, sehingga mendorong masyarakat untuk mencuci tangan setelah menggunakannya.
“Risiko yang ditimbulkan oleh virus di atas uang kertas polimer tidak lebih besar daripada menyentuh permukaan lainnya seperti pegangan tangan, gagang pintu atau kartu ATM. Namun saran pencegahan penyakit dari WHO masih berfokus pada kebersihan pribadi dan menjaga jarak dari orang lain,” kata juru bicara tersebut, dikutip Metro, Rabu 4 Maret 2020.
Bank Sentral Jerman, Bundesbank, pekan lalu menyebut belum ada bukti penyebaran virus corona melalui uang kertas euro. Ia menyebut kemungkinan penularan virus melalui uang kertas sangat rendah dibandingkan dengan permukaan lain seperti pegangan pintu, saklar lampu, keranjang belanja.
Belum diketahui berapa lama virus di balik Covid-19 dapat bertahan tanpa inang. Namun ini sangat bervariasi sesuai dengan jenis bahan dan kondisi, seperti suhu dan kelembaban.
Direktur Pusat Pengendalian Penyakit AS mengatakan virus corona dapat bertahan pada permukaan berbahan tembaga dan baja sekitar dua jam. Namun di permukaan lain seperti kardus atau plastik, virus mampu bertahan dalam waktu lebih lama.
Studi-studi tentang virus corona yang sama telah menyimpulkan bahwa virus masih tetap bisa menular ke manusia, dari permukaan lembam hingga sembilan hari pada suhu kamar. WHO dan Pusat Pengendalian Penyakit AS mengatakan ada sedikit atau belum ada risiko virus tertular lewat paket atau surat yang dikirim dari luar negeri, karena virus tidak dapat bertahan selama berhari-hari pada benda mati.
Para ahli medis menyebut virus semacam ini cenderung bertahan paling lama di lingkungan bersuhu rendah dan kelembaban rendah. (*/Viva)