Pandemi, Tingkat Hunian Hotel di Anyer dan Carita Menurun Drastis
SERANG– Masih mewabahnya Covid-19 serta adanya larangan pemerintah untuk tidak merayakan malam tahun baru, membuat tingkat hunian hotel berbintang di Kawasan Wisata Pantai Anyer dan Carita mengalami penurunan hingga 60 persen.
Seperti yang dirasakan oleh General Manager, Allisa Hotel, Titi Masniati. Menurutnya, hingga saat pihaknya baru menerima kunjungan sebanyak 40 persen dari sekitar 50 kamar yang ditawarkan, meski total keseluruhan kamar yang ada mencapai 119 kamar. Sebab, hal itu mengacu pada aturan pemerintah, jika pengelola hotel hanya boleh membuka 50 persen dari kapasitas kamar yang ada.
Meski begitu, diakui Titi, jika sepanjang operasional di tahun 2020, wabah pandemi Covid-19 membuat tingkat hunian di Allisa Hotel terbilang stagnan dengan hanya berkutat di angka 30 – 40 persen kunjungan.
“Kondisinya relatif di angka 30 sampai 40 persen. Itu terhitung sejak Agustus, karena April sampai Juli kita sempet close (tutup). Di September sempet drop, Oktober sedikit naik, terus November turun lagi dan sekarang lumayan lah,” ungkap Titi, Minggu (27/12/2020).
Selain itu, adanya surat edaran dari pemerintah daerah untuk tidak melakukan perayaan di malam tahun baru, dikatakan Titi, membuat pihaknya merasa kesulitan melakukan promosi-promosi kepada para tamu untuk berkunjung ke hotel.
Sehingga Titi menyebut, jika kondisi pandemi Covid-19 lebih buruk dibandingkan dengan tahun 2018 lalu pasca tsunami Selat Sunda yang melanda sejumlah wilayah Anyer dan Carita. Hal itu disebabkan, tidak adanya event-event yang bisa dilaksanakan di malam tahun baru untuk memancing calon tamu berkunjung ke hotel.
“Lebih mending yang tsunami, karena kami tidak lockdown dan tetap bisa melakukan promo-promo. Bahkan kejadian bulan Desember, di bulan Maret sudah mulai rame. Tapi sekarang karena virus, jadi lama untuk bisa pulihnya,” terangnya.
“Kalau akhir tahun sebelumnya, tentu banyak yang disuguhkan, mulai live music, gala dinner, door prize dan pesta kembang api. Tapi kalau sekarang sih udah dipastikan tidak ada acara yang kami gelar,” imbuhnya.
Hal senada turut disampaikan Manager Marketing Lippo Hotel Kondominium Carita, Aja yang mengaku, jika pandemi Covid-19 membuat tingkat hunian hotel di wilayah Carita tidak pernah mengalami peningkatan signifikan sejak tsunami Selat Sunda yang melanda di akhir tahun 2018 silam.
“Sekarang yang terisi itu paling 40 unit, dari 300 kamar yang dibuka. Kalau untuk total kamar yang ada sih sekitar 600. Itu sejak tsunami, udah hampir 2 tahun tidak ada peningkatan,” ucap Aja.
Namun, kondisi akhir tahun 2020 disebut Aja, masih lebih baik ketimbang saat momen akhir tahun 2019 lalu yang tingkat hunian hanya mencapai 20 persen. Sehingga hal itu membuat pihaknya harus melakukan pengurangan karyawan untuk meminimalisir biaya operasional.
“Kalau dulu (sebelum tsunami) kita biasa dapat 10 juta sampai 15 juta per unit hanya di akhir tahun saja. Tapi sekarang paling tinggi berkisar di angka 3 jutaan saja,” ungkapnya. (*/YS)