PII Banten Kecam Momen HKN Pandeglang yang Sajikan Hiburan Joged untuk Pelajar

PANDEGLANG – Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Banten menyayangkan terjadinya adu jotos antar pelajar SLTP yang tengah mengikuti Perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Alun-alun Kabupaten Pandeglang, Selasa (14/11/2017).

Dilansir dari faktapandeglang.co.id, keributan pelajar itu dipicu hanya karena senggolan antar pelajar yang sedang asik berjoged menikmati hiburan dangdut dari biduan yang cantik dan agak seksi. Saling dorong dan adu jotos pun tak terhindarkan antar pelajar yang diketahui berasal dari SLTP Negeri 4 Pandeglang dan SLTP Negeri 2 Pandeglang.

Hendrik, Koordinator Departemen Advokasi Pelajar PW PII Banten, menilai, Pemkab Pandeglang telah menjadi penyebab kerusakan moral pelajar, dengan menyuguhkan kegiatan yang negatif dan tidak bermanfaat.

“Harusnya hal-hal seperti ini nggak terjadi, apalagi di acara pemerintah. Simpelnya, kalau ada biduan nyanyi dangdut, peserta joged, rentan tawuran, karena nafsu berkuasa disitu. Tapi kalau pengajian, atau nasyid lah, pernah nggak dengar ada ribut-ribut?. Pasti nggak mungkin,” kata Hendrik kepada wartawan Fakta Banten, Rabu (15/11/2017).

Hendrik juga menyayangkan adanya konten hiburan dangdut yang dinyanyikan oleh biduan seksi di depan para pelajar. Seakan-akan pada kegiatan pemerintah mengajarkan kepada para pelajar untuk bermaksiat.

“Pemerintah macam apa yang mengajarkan para pelajar, generasi penerus, untuk merayakan suatu hal dengan joged bareng biduan? Dan katanya ini Kota Santri loh. Coba kalau diganti sama apa gitu, nasyid atau syukuran bareng. Mensyukuri masih diberi kesehatan dan dijauhkan dari penyakit, agar pelajar dan masyarakat bisa mensyukuri sesuai ajaran-Nya. Biar Pandeglang jadi benar-benar berkah,” kata Hendrik.

Hendrik juga berharap agar semua elemen masyarakat, khusus Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk hijrah. Bahkan seharusnya ada himbauan Gerakan Hijrah dari Pemkab untuk meninggalkan budaya-budaya hedonis dan kembali ke tuntunan Rasulullah.

“Pandeglang Kota Santri. Harusnya kita jangan terus ikut-ikutan hidup hedonis. Sering sekali saya lihat pemerintah mengadakan acara-acara yang sangat mubadzir. Bahkan cenderung seremonial agar ada laporan dan habis APBD. Ini harus berubah,” jelas Hendrik. (*/Angga)

Honda