Haji Mumu: Jamaah Al-dugemiyah di Cilegon Kini Lebih Banyak Daripada Pesantren

Sankyu

CILEGON – Pondok Pesantren sebagai identitas pendidikan Islam di Kota Cilegon posisinya saat ini mengalami pergeseran. Bahkan pertumbuhan industri yang cukup pesat, disertai dengan pergeseran moralitas dengan banyaknya hiburan malam yang turut berkembang bebas menjadi begitu massif.

Demikian yang disampaikan oleh Dewan Pertimbangan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Cilegon Haji Ali Mujahidin, saat menyampaikan sambutan setelah pengukuhan dan pelantikan pengurus FSPP Kota Cilegon Periode 2017-2022 di Gedung Serbaguna Al-Khairiyah Citangkil, Rabu (14/2/2018).

Dalam sambutannya tersebut, pria yang akrab disapa Haji Mumu ini mengutarakan, dalam kondisi saat ini bahwa para pengurus ponpes harus bekerja lebih keras dalam mengajak masyarakat kembali menggenggam moralitas agama.

Sekda ramadhan

“Saat ini, jika dilihat dari jumlahnya. Jamaah al-dugemiyah (Hiburan malam) lebih banyak dari pada pondok pesantren di Kota Cilegon. Bahkan Pondok pesantren Al-Khairiyah Citangkil saja, yang ada di pusat Kota Cilegon, di sekelilingnya kebanyakan dihuni oleh kos-kosan al-Jablayiah (Pekerja hiburan malam),” kata Haji Mumu.

Lebih lanjut, menurut Ketua Pengurus Besar Al-Khairiyah ini, eksistensi pondok pesantren menjadi minoritas di tengah perkembangan industrialisasi. Tidak semua kecamatan memiliki pondok pesantren, seperti di Kecamatan Pulomerak justru tidak ada pondok pesantren.

“FSPP harus menjadi kuat dari segala unsur, kuat sosial, kuat ekonomi, kuat jaringan, hingga kuat bargaining, kuat dalam mempersatukan seluruh santri di Kota Cilegon,” tegasnya. (*/Rama)

Honda