Ustadz Alwiyan Apresiasi PMII yang Memikirkan Pengembangan Kampus Al-Khairiyah
CILEGON – Ketua Dewan Pembina Yayasan Al-Khairiyah, Ustadz Alwiyan Qosyid Syam`un atau Gus Alwi menyampaikan keynote speech pada acara Pelantikan dan Dialog Publik yang digelar oleh Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PR PMII) STIE Al-Khairiyah. Sabtu, (24/3/2018)
Dengan mengusung tema; “Rekonstruksi Paradigma Mahasiswa Al-Khairiyah dalam mewujudkan Universitas Al-Khairiyah”. Dalam pidatonya, Gus Alwi berpesan agar mahasiswa Al-Khairiyah bisa mengembangkan riset dan mengimplementasikan inovasi bagi kemajuan dan terwujudnya Universitas Al-Khairiyah. Ia juga mengapresiasi PMII Al-Khairiyah yang ikut serta dalam merumuskan gagasan Universitas Al-Khairiyah.
“Saat ini kita sedang berjuang untuk menjadikan Yaysan Al-Khairiyah sebagai Pusat Pendidikan di Banten Khusunya dan Indonesia Umumnya. Al-Khairiyah memiliki sejarah panjang di negeri kita. Sejak lahirnya Al-Khairiyah sampai sekarang tetap konsisten mengusung pencerdasan ummat,” jelasnya.
Gus Alwi berharap kepada mahasiswa sebagai elemen terbesar di dalam Perguruan Tinggi memiliki peran aktif untuk membantu dalam suskesi Universitas Al-Khairiyah. Karena Apabila mahasiswa tidak ikut berperan serta maka gagasan ini akan sulit terealisasi.
“Mahasiswa Al-Khairiyah harus memiliki pandangan kedepan agar tidak tertinggal,” ujar Gus Alwi.
Lebih lanjut Dr Tech Agus Pramono selaku Praktisi Akademik Pengendalian mutu Pendidikan dan Pengajaran yang juga hadir dalam acara pelantikan sekaligus mengisi materi Dialog Publik, menyampaikan peraturan yang diatur dalam permendikti mengenai syarat dan standar minimal peningkatan kelas PT menjadi Universitas, diantaranya dibutuhkan 4 Fakultas dengan minimal 2 Prodi di satu fakultas. Selain itu tenaga pengajar yang tersertifikat dan terstandarisasi harus mumpuni dalam mencapai akreditasi yang baik.
“Cilegon dan Banten khususnya harus mewaspadai dan mempersiapkan dalam program Internasionalisasi Universitas di Indonesia, diantaranya tentang wacana 10 kampus Internasional yang membuka kampus di Indonesia, ini dapat menurunkan minat dan ketertatikan terhadapa kampus negri/swasta di lokal. Maka harus cermat dan bergegas untuk membenahi bagi seluruh civitas akademika.” Terangnya. (*/Ilung)