CILEGON – Direktur Utama Perumda Air Minum Cilegon Mandiri, Ikhwan Kurniawan, mengungkapkan kekhawatiran terkait semakin menipisnya pasokan air di Kota Cilegon.
Menurutnya, dari total kuota perjanjian sebesar 260 liter per detik, saat ini hanya tersisa sekitar 40 liter per detik.
“Dalam perjanjian kita 260 liter per detik, dan sekarang tinggal sekitar 40 liter per detik. Kita bertahan dengan sisa kuota yang ada, tapi itu mungkin tidak akan bertahan dalam lima tahun ini,” ujarnya, Rabu (12/2/2025).
Dengan jumlah pelanggan yang telah mencapai sekitar 22.800, kebutuhan air saat ini diperkirakan mencapai 220 liter per detik.
Namun, dengan ketersediaan hanya 40 liter per detik, kondisi ini dinilai sangat terbatas.
“Kalau pelanggan kita sudah di 22.800-an, kalau lihat jumlah pelanggannya, kita butuh 220 liter per detik. Yang 40 liter per detik itu memang agak cekak, ya,” imbuhnya.
Terkait kemungkinan penambahan pasokan dari Krakatau Tirta Industri (KTI), Ikhwan menyebut bahwa peluang tersebut masih belum pasti.
Ia menyadari bahwa industri di Cilegon terus berkembang, sehingga kebutuhan air juga meningkat.
“Belum tahu, apakah masih ada peluang atau potensi menambah ke depannya. Pasti KTI juga punya target-target lainnya, apalagi industri sekarang semakin berkembang, juga pasti berbanding lurus dengan kebutuhannya. Tapi di rencana kita memang bagaimana caranya di KTI masih bisa nambah untuk beberapa tahun ke depan dalam jangka pendek,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, Perumda Air Minum Cilegon Mandiri tengah mencari sumber air alternatif di dalam Kota Cilegon. Ikhwan menyebut bahwa meskipun jumlahnya tidak besar, potensi eksploitasi sumber air lokal tetap perlu diupayakan.
“Maka kita harus berpikir untuk mendapatkan sumber-sumber lainnya. Sekarang kita sudah bisa melihat potensi-potensi di lokal di dalam Kota Cilegon. Walaupun sedikit, kalau kita eksploitasi bisa. Itu harus segera kita cari,” pungkasnya.
Perumda Air Minum Cilegon Mandiri kini berupaya menelusuri titik-titik sumber air potensial di wilayah setempat.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka pendek untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi masyarakat dan industri di Cilegon. (*/ARAS)