Pantai Yuti Puloampel Dipasangi Pagar Perusahaan, Warga Menolak
SERANG – Meski keberadaan Pantai Yuti yang berlokasi di Desa Margasari, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang belum secara resmi dijadikan objek wisata oleh pemerintah. Namun pantai yang teduh karena banyaknya pepohonan ini kerap ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal di setiap akhir pekannya.
Namun dengan adanya proyek pemagaran dan perkantoran dari PT. Bukit Sunur Wijaya (PT. BSW), pantai yang kerap dikunjungi wisatawan lokal dan pemancing itu terancam hilang dan tidak bisa lagi dimanfaatkan lagi untuk refreshing secara gratis di garis pantai.
Hal itu tentu saja mendapat penolakan dari pengunjung dan warga setempat yang kerap mengunjungi pantai tersebut untuk berwisata dan mancing di bibir pantai.
“Jelas kita menolak kang, kan nantinya gak bisa main-main ke sini lagi. Di sini kan dekat, gratis,” kata wisatawan asal Kampung Ragas, Nining saat ditemui wartawan.
Begitu juga yang disampaikan Rahma wisatawan asal Serang yang juga tidak setuju adanya proyek tersebut. Ia mengaku kerap ke pantai tersebut untuk sekalian silaturahmi dengan keluarganya yang ada di Kampung Ragas.
“Nanti kalau diurug ada tongkang, kita gak bisa ke pantai lagi, warga juga gak bisa mancing, gak setuju lah,” tegasnya.
Begitu juga dengan wisatawan asal Cibeber, Cilegon yang membawa serta keluarganya berwisata di Pantai Yuti untuk bacakan sekaligus memancing.
“Di namakan Pantai Yuti karena dulunya di pos jaga dijaga sama Mang Yuti, jadi warga manggilnya Pantai Yuti. Ya itu lagi dikerjain katanya buat kantoran, saya mah biasa mancing di sini jadi tahu kang, nanti gak bisa mancing lagi. Terus kita mancing di mana kalau semua ditutup,” ujarnya.
Dari pantauan langsung di lokasi, di akhir pekan banyak terlihat wisatawan lokal yang sedang berlibur di Pantai Yuti yang asri karena banyaknya pepohonan. Tampak proses proyek sedang berjalan berupa pemagaran batas kali hingga ujung batas kali area proyek.
Saat coba dikonfirmasi, pihak Manjemen PT. BSW, Sahroni saat coba dikonfirmasi melalui pesan Whattsappnya, terkait proyek perusahaannya tersebut yang ditolak warga dan wisatawan, ia beralasan karena dulu lahan tersebut menjadi mess para karyawan.
“Dulu juga ini mah mess kang, ini mah bukan tempat wisata kang, kadang banyak anak sekolah bolos juga ke situ. Jadi ini mau kita buat kantoran dan mess, pagar itu kita bangun karena rusak,” ujarnya. (*/Ilung)