Ini Kitab-kitab Kesehatan Terbaik dari Peradaban Islam Masa Lalu
FAKTA BANTEN – Jika Anda berpikir bahwa ragam tips kesehatan yang kondang saat ini utamanya yang berkaitan dengan gaya hidup sehat, asupan nutrisi, olahraga, dan pentingnya menghindari stress berasal dari ahli medis modern dan bersumber dari Barat sebagai penganut liberalisme, tentu besar kemungkinan Anda telah keliru.
Sejarah peradaban Islam telah menorehkan catatan dengan tinta emas bahwa para pakar kesehatan Muslim dari masa seribu tahun lalu telah menjabarkan hal-hal tersebut dalam karya-karyanya. Banyak peradaban telah berkontribusi terhadap perkembangan ilmu kedokteran dan obat-obatan. Tak terkecuali peradaban Islam. Lebih dari satu milenium silam, peradaban Islam telah memberikan sumbangsih yang sangat berharga dalam perkembangan disiplin ilmu ini.
Sepanjang masa kejayaan Islam, perawatan medis diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat. Rumah sakit dibangun dan tersebar di kota-kota Islam di seluruh dunia. Tindakan medis, seperti operasi katarak, vaksinasi, termasuk pendidikan kedokteran di rumah sakit adalah bagian dari praktik standar yang telah diterapkan. Begitu juga, kesadaran tentang pentingnya asupan nutrisi dan olahraga untuk menjaga kesehatan senantiasa ditanamkan kepada masyarakat.
Pada era modern saat ini, bertebaran sarjana kesehatan atau kedokteran yang aktif menyuarakan berbagai hal tentang kesehatan, seperti efek buruk mengonsumsi makanan yang tidak sehat, pentingnya olahraga, diet yang tepat, serta pola tidur teratur. Banyak pula kalangan yang menggaungkan kampanye untuk menerapkan pola diet yang sehat. Semua hal itu dilakukan agar masyarakat dapat terhindar dari berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas (kegemukan) dan diabetes.
Yang patut dicatat adalah, semua saran dan anjuran kesehatan itu telah lama dirisalahkan oleh para ilmuwan Muslim dalam buku-buku mereka. Setidaknya, ada lima buku kesehatan terbaik dalam peradaban Islam. Berikut ulasan kelima buku tersebut.
1. Al-Qanun Fi al-Tibb (The Canon of Medicine)
Kitab ini ditulis oleh Ibnu Sina. Dalam peradaban Islam, ilmuwan yang dikenal pula dengan nama Avicenna ini tersohor berkat karya-karyanya dalam bidang filsafat dan pengobatan. Salah satu bukunya yang terkenal adalah, Al-Qanun Fi al-Tibb (The Canon of Medicine).
Buku karya Ibnu Sina itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada akhir abad ke-12. Tak pelak, buah pikiran Ibnu Sina yang tertuang dalam buku tersebut menjadi sumber referensi bagi penelitian medis di universitas-universitas di Eropa hingga akhir abad ke-17.
Dalam bukunya itu, Ibnu Sina menjelaskan tentang dampak negatif atau kerugian bila seseorang memiliki berat badan berlebih atau biasa disebut obesitas. Ia pun menguraikan cara untuk menghindari dan mengurangi risiko timbulnya obesitas, di antaranya dengan rutin berolahraga dan mengurangi asupan makanan berlemak.
2. Al-Hawi Fit-Tibb (An Encyclopaedia of Medicine)
Pemikir Islam lainnya yang juga melakukan riset dalam bidang kesehatan adalah Mohamed bin Zakaria al-Razi. Pemilik nama lain Rhazes ini hidup pada 841-926 M. Sebuah buku penting dalam bidang medis telah ia hasilkan, yakni Al-Hawi Fit-Tibb (An Encyclopaedia of Medicine).
Tak berbeda jauh dengan Ibnu Sina, buku karya al-Razi pun banyak mengupas masalah yang berkaitan dengan obesitas. Beragam penjelasan dan tips terkait obesitas dalam buku ini berasal dari pengalaman dan praktik al-Razi sebagai ahli medis. Tak lupa, dalam buku ini al-Razi menyertakan pendapat para ulama terdahulu dalam hal penanganan obesitas.
Dalam buku ini, al-Razi sukses mendokumentasikan cara penanganan obesitas dengan menggunakan laporan klinis pasien yang ia rawat. Secara perinci, ia menjelaskan cara-cara yang perlu ditempuh untuk mencegah kegemukan, seperti diet (mengatur pola makan), mengonsumsi obat, pijat, hidroterapi, serta mengubah pola dan gaya hidup.
Selain itu, ia juga menulis buku khusus yang berjudul Manafi al-Aghdhiyah wa Daf’i Madharriha. Dalam kitab ini, al-Razi menjabarkan cara-cara untuk mengusir efek samping nutrisi. Ia uraikan secara jelas dan komprehensif dibandingkan ilmuwan lain yang pernah menulis tema serupa.
3. Kitab al-Mukhatarat fi al-Tibb (kitab Selection of Medicine)
Ilmuwan Muslim lain yang menuangkan hasil penelitiannya dalam sebuah buku adalah Ibnu Hubal al-Baghdadi. Cendekiawan yang hidup pada 1121-1213 M ini adalah seorang dokter asal Arab dan termasuk salah satu ilmuwan tersohor pada masa itu.
Ketenaran al-Baghdadi tak lepas dari salah satu karyanya yang fenomenal, kitab al-Mukhatarat fi al-Tibb (kitab Selection of Medicine). Kitab tersebut ditulis di Mosul, Irak, pada 1165.
Dalam kitab tersebut, al-Baghdadi menerangkan tentang kecenderungan seseorang yang berbadan gemuk untuk jatuh sakit. Ia pun menyarankan agar orang yang bertubuh gemuk untuk melakukan aktivitas fisik (olahraga) secara teratur.
4. Al-Mujiz Fit-Tibb (The Concise Book of Medicine)
Selain tiga ilmuwan tersebut, masih terdapat pemikir Muslim yang buah pikirannya dijadikan rujukan dalam dunia medis. Ia adalah Ibnu al-Nafis. Ia lahir di al-Qarsh, dekat Damaskus, Suriah.
Pada masanya, al-Nafis menimba ilmu kedokteran di Damaskus, tepatnya pada sekolah kedokteran di Rumah Sakit al-Nuri. Ketika itu, ia dibimbing oleh seorang tokoh bernama Muhadhab al-Din al-Dakhwar.
Sepanjang kariernya, al-Nafis telah melahirkan sejumlah karya penting dalam bidangnya. Di antaranya adalah kitab al-ShamiI Sina’a al-Tibbiyya (Comprehensive Book in the Art of Medicine) dan Al Mujiz Fit-Tibb (The Concise Book of Medicine).
Dalam buku Mujiz Fit-Tibb, al-Nafis menjelaskan tentang hubungan antara kegemukan dan penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, pernapasan, serta gangguan endokrtin. Dalam bukunya, ia menulis, obesitas merupakan kondisi yang membatasi kebebasan dalam bergerak dan mengurangi vitalitas. Hal ini bisa menimbulkan gangguan kesehatan.
”Mereka kerap menderita sesak atau palpitasi, juga menghadapi risiko pecahnya pembuluh darah yang bisa berakibat fatal. Kegemukan juga bisa menyebabkan perdarahan di organ tubuh, seperti otak atau jantung, yang mengakibatkan mereka mati mendadak,” kata al-Nafis dalam bukunya.
5. The Book of Causes and Symptoms
Ilmuwan Muslim masa silam yang juga mewariskan buah pemikiran dalam bidang kesehatan adalah Najib ad-Din Abu Hamid Muhammad bin Ali bin Umar Samarqandi. Ia adalah seorang dokter asal Persia pada abad ke-13.
Samarqandi dikenal sebagai penulis medis produktif dan memiliki banyak pemikiran tentang medis. Salah satu bukunya yang terkenal adalah The Book of Causes and Symptoms. Di dalam buku tersebut, ia memaparkan secara komprehensif perihal terapi dan patologi.
Karya lainnya yang juga cukup dikenal berjudul, The Book of Food and Drink for Healthy People. Di dalamnya, Samarqandi mendefinisikan tentang makanan bergizi. Menurutnya, makanan bergizi adalah adalah makanan yang mampu menggantikan yang hancur dari unsur-unsur pokok dari bagian tubuh.
Karya-karya para ilmuwan Muslim tersebut secara tidak langsung telah menjadikan ilmu kedokteran sebagai salah satu cabang ilmu yang digali dan dipelajari secara terus-menerus hingga saat ini. Mereka adalah tokoh-tokoh yang memperkenalkan fondasi pertama pada bidang ini melalui buku dan kitab yang disusun secara komprehensif dan sistematis pada masanya masing-masing.
Karya mereka juga telah berkontribusi dalam perkembangan ilmu kimia, khususnya dalam hal pembuatan obat-obatan, termasuk seni meraciknya. Tak heran, umat Islam telah mendirikan toko-toko sejenis apotek dan sekolah farmasi pada abad pertengahan. (*)
Sumber: Republika.co.id