150 Warga Samangraya Masih Dolbon, Program Dinkes Cilegon Dinilai Hanya Buang Anggaran

Dprd ied

CILEGON – Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang dicanangkan Pemerintah Kota Cilegon dinilai Direktur Eksekutif NGO Rumah Hijau Supriyadi belum maksimal dan terkesan hanya menghambur – hamburkan anggaran. Pasalnya, masih banyaknya warga yang belum tersentuh dengan program germas tersebut dalam meningkatkan kualitas hidup sehat.

Menurutnya, dengan masih banyak warga yang dolbon itu menandakan pemerintah Kota Cilegon terutama Dinas Kesehatan kurang maksimal dalam mengedukasi masyarakat agar tidak BAB di sembarang tempat.

“Masih banyaknya masyarakat yang dolbon itu menandakan Dinkes sebagai leading sector tidak maksimal dalam mengedukasi warga untuk berprilaku hidup sehat untuk tidak BAB sembarangan,” katanya, Selasa (10/12/2019).

Dari pantauan NGO Rumah Hijau di lapangan lanjutnya, di link Ceriu Pabuaran RT 03 RW 06, Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil ada sebanyak 150 jiwa atau 35 KK yang masih memanfaatkan kebon untuk membuang hajat.

“Dari pantauan kami di lapangan di link Ceriu Pabuaran saja yang masuk Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil ada 150 jiwa yang masih dolbon, maka kami perlu mempertanyakan kinerja Dinkes sejauh mana mengedukasi warga,” katanya.

Supriyadi menjelaskan, dari pantauannya, masih banyak warga yang dolbon disebabkan warga belum mempunyai MCK, jadi untuk itu ia berharap peran aktif pemerintah dalam membangun jamban komunal sehingga warga yang masih membuang hajat sembarangan bisa melakukannya di jamban tersebut.

“Semuanya harus berperan aktif untuk membuatkan jamban bagi warga di link Ceriu, terutama pihak industri dengan menyalurkan CSR-nya, dan pihak pemerintah melalui Dinkes untuk mengedukasi warga agar tidak dolbon di sembarang tempat,” katanya.

dprd tangsel

Untuk memastikan temuan dari NGO Rumah Hijau akhirnya tim dari Fakta Banten langsung meluncur ke lokasi, dari wawancara dengan warga di link Ceriu Pabuaran RT 03, RW 06 Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil dapat dipastikan temuan dari NGO Rumah Hijau ternyata benar, ada 150 jiwa atau 35 KK yang masih membuang hajat di kebon.

Isnawati Kader Cilegon Mandiri (KCM) membenarkan jika di link Ceriu Pabuaran masyarakatnya masih memanfaatkan kebun untuk membuang hajat.

“Sebagian besar warga di sini (Ceriu Pabuaran-red) masih membuang hajatnya di kebon, karena kebanyakan warganya tidak mempunyai jamban sehat,” katanya.

Isnawati menjelaskan, upaya dari Kader Cilegon Mandiri (KCM) sudah maksimal dalam mengedukasi warga untuk tidak BAB sembarangan, namun karena kendala tidak ada jamban dengan terpaksa warga membuang hajat di kebon.

“Usulan mah kang, sudah saya sampaikan ke pihak Kelurahan maupun ke Dinas terkait untuk segera membuatkan jamban, bahkan usulan itu sudah disampaikan ketika Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan (Musrenbangkel), tapi hingga kini usulan itu tidak pernah direalisasi, saya sih berharap pihak pemerintah maupun industri segera membangun jamban di rumah masing – masing agar warga Ceriu tidak dolbon,” katanya.

Sementara itu, Misnawati salah seorang warga membenarkan kalau saat ini ia masih memanfaatkan lahan luas untuk membuang hajatnya.

“Kule mah boten drebe jambang kang, jadi untuk bebuang keluarga saya mah melayu ke kebon (saya belum punya jamban kang, jadi untuk BAB, keluarga saya masih di kebun),” katanya. (*/Red)

Golkat ied