Dinkes Cilegon Sebut Kasus Penyakit ISPA Tembus Angka 10.000 Lebih
CILEGON – Jumlah penderita penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Cilegon sepanjang tahun 2022 mencapai 10.000 lebih kasus.
Hal tersebut terungkap saat giat pemberdayaan masyarakat terkait penyakit ISPA di Kecamatan Cilegon, Selasa (15/22/2022) kemarin.
Dinas Kesehatan Kota Cilegon melalui Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat Febrinaldo mengatakan, sepanjang Januari – September 2022 tercatat sebanyak 10.500 kasus.
Adapun penyebab penyakit ISPA itu kata Febri berasal dari virus dan bakteri, termasuk polusi udara sebagai pendukung (pencetus).
“Di Cilegon dari Januari sampai September 2022 jumlah kasus ISPA pneumonia di atas usia 5 tahun sebanyak 10.500 kasus. Sedangkan kasus ISPA pneumonia pada usia di bawah 5 tahun ada 1.053 kasus,” katanya.
Karena itu, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Provinsi Banten melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ISPA.
Melansir dari laman Alodokter, Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa menimbulkan gejala ringan hingga berat.
Beberapa gejala umum yang dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam dan sesak nafas.
Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru.
Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.
Pada kesempatan Febri meminta ibu-ibu kader mensosialisasikan kepada masyarakat terkait penyakit ISPA mulai dari gejala dan bagaimana pencegahannya agar ISPA bisa dikendalikan.
Selain itu, Febri menghimbau kepada masyarakat agar terus tingkatkan kebersihan dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Mengingat, PHBS begitu penting agar terhindar dari berbagai penyakit, ventilasi rumah harus benar-benar standar kesehatan, dan imunisasi anak juga harus lengkap guna membentuk sistem kekebalan tubuh, karena ISPA lebih mudah menular kepada anak-anak. (*/Wan)