Ratusan Ribu Kasus Penyakit ISPA di Cilegon, PLTU Jadi Salah Satu Penyebabnya?

CILEGON – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, dari tahun 2018 hingga Mei 2020, ternyata ada ratusan ribu kasus penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menjangkiti masyarakat Kota Cilegon. Sementara itu, berdasarkan pernyataan Non-Government Organization (NGO) lingkungan dunia yakni Greenpeace, masyarakat di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sering mengeluhkan penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan itu.

“Belum pernah ada penelitian langsung tentang keterkaitan ini. Tapi di beberapa daerah seperti Jepara, Cirebon dan Cilacap, penduduk yang tinggal di sekitar PLTU, sering mengeluhkan penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan. Di beberapa kasus ditemukan adanya kasus black lung, pneumonia, dan paru-paru obstruktif kronis,” tutur Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia Rahma Shofiana, Senin (22/6/2020).

Sementara itu, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Tata Mustasya menjelaskan, pembakaran batu bara melepaskan partikel polutan yang menembus ke dalam sel darah manusia, merusak setiap organ dalam tubuh kita, menyebabkan mulai dari demensia, hingga membahayakan anak-anak yang belum lahir.

“Batu bara juga merupakan kontributor terburuk tunggal untuk krisis iklim global,” jelasnya, dikutip dari situs resmi Greenpeace Indonesia.

Kemudian, Greenpeace secara khusus menyoroti proyek pengembangan PLTU Suralaya di Cilegon. Bahkan berdasarkan pemodelan yang dilakukan oleh Greenpeace, jika rencana ekspansi 2 unit baru PLTU di Suralaya Cilegon terus berlanjut, dan beroperasi, maka diprediksi akan mengakibatkan 4.700 kematian dini selama 30 tahun masa operasi PLTU.

“Kematian dini tersebut, disebabkan oleh berbagai penyakit pernapasan serius. Akibat debu batu bara termasuk ISPA,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan rincian data yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Cilegon, pada Tahun 2018 penderita Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pneumonia anak usia di bawah 5 tahun mencapai 611 kasus, dan ISPA bukan pneumonia adalah 21.745 kasus. Sedangkan pada usia di atas 5 Tahun ISPA pneumonia sebanyak 44 kasus, dan ISPA bukan pneumonia sebanyak 29.086 kasus.

“Jadi total pada tahun 2018, ada sebanyak 51.475 kasus ISPA,” berdasarkan keterangan yang diberikan Humas Dinkes Cilegon, Selasa (22/6/2020).

Pada Tahun 2019 jumlah penderita ISPA sebanyak 49.437 kasus, dengan rincian ISPA dengan Pneumonia untuk anak usia di bawah 5 tahun sebanyak 1.169 kasus, dan ISPA bukan pneumonia adalah 18.847 kasus. Sementara, untuk usia di atas 5 Tahun ISPA pnemonia sebanyak 942 kasus, dan ISPA bukan pneumonia sebanyak 28.579 kasus.

Lebih lanjut, hingga bulan Mei Tahun 2020 untuk ISPA dengan pnemonia untuk anak usia di bawah 5 tahun 493 kasus, dan ISPA bukan pneumonia adalah 5.625 kasus. Sedangkan usia di atas 5 Tahun untuk ISPA pnemonia sebanyak 242 kasus, dan ISPA bukan pneumonia sebanyak 17.272 kasus.

Maka total kasus ISPA dari Tahun 2018, hingga Mei Tahun 2020 mencapai angka 118.184 kasus, hal tersebut berdasarkan data Dinkes Kota Cilegon.

Namun saat diminta konfirmasi terkait hal ini, pihak PLTU Suralaya belum juga memberikan keterangan. (*/A.Laksono)

Honda