CILEGON – Tujuh orang ahli waris korban tsunami Selat Sunda yang terjadi 22 Desember 2018 lalu asal Kota Cilegon hingga hari ini belum juga mendapatkan uang santunan sebesar Rp.15 juta per orang dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKB) Dinas Sosial Kota Cilegon TB. Hkualizaman.
Menututnya, data para korban dan persyaratan untuk mendapatkan uang santunan itu sudah dikirim ke Kemensos di Jakarta.
“Ya benar, ketujuh ahli waris korban bencana Tsunami Selat Sunda hingga kini belum mendapatkan bantuan dari Kemensos RI, akan tetapi semua persyaratan yang dibutuhkan sudah kami sampaikan ke Kemensos RI,” kata TB. Hkualizaman alias Waway saat ditemui di kantornya, Selasa (2/7).
Persyaratan untuk mendapatkan santunan itu lanjutnya, sudah diterima di Kemensos per tanggal 1 Maret 2019, namun hingga kini belum juga terealisasi.
“Jadi kalau ada rumor bahwa Dinsos Kota Cilegon tidak mengurus itu hoax, karena pertanggal 1 Maret 2019 persyaratan sudah kami antar ke Kemensos bahkan saya sendiri yang mengantarnya dan untuk itu kami mengimbau untuk para ahli waris untuk bersabar karena saat ini proses sedang berjalan,” katanya.
“Awalnya ada delapan orang ahli waris yang mengajukan santunan, akan tetapi karena ada satu orang yang tidak mengajukan makanya jumlahnya berkurang menjadi tujuh,” imbuhnya.
Adapun sesuai data yang sudah terverifikasi yakni :
Harly Agustinus dan Emi Kustini warga link Pabuaran RT 01 RW 05
Kompleks PLN Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol. Ilham Hadi warga link Perum BCK Blok B 11 No 7, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber. Elva Rina warga link Metro Cendana, Kelurahan Kebon Dalem, Kecamatan Purwakarta. Wawan dan Suparman warga linkungan Tegal Buntu RT 11 RW 07, Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan. Siti Afiah warga link Ramanuju Tegal RT 01 RW 11, Kelurahan Citangkil, Kecamatan Citangkil. (*/RedRT)
