CILEGON – Tidak seperti pada malam biasanya, Masjid-masjid besar di Kota Cilegon khususnya yang berada di perkampungan tua dipenuhi oleh jema’ah shalat berjamaah.
Hal ini dikarenakan malam pertama datangnya tamu agung Bulan Suci Ramadhan di tahun 1439 Hijriyah. Dimana umat muslim berbondong-bondong mengerjakan Shalat Tarawih berjamaah, pada Rabu (16/5/2018) malam ini.
Seperti pada bulan Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya, di awal bulan nan suci ini, masjid memang kerap dipadati jama’ah shalat sunnah yang hanya bisa dikerjakan di bulan Ramadhan saja.
Bahkan suasana ramainya Masjid di malam pertama Ramadhan kali ini tidak mampu dihalangi meskipun hujan sempat mengguyur wilayah Kota Cilegon usai waktu Maghrib, dan tetap dalam kondisi gerimis saat masuk waktu ‘Isya dan dilaksanakannya Tarawih.
Sebagaimana terpantau di Masjid Jami’ Al-Furqon, Kampung Palas, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Cilegon, dimana warga setempat tampak begitu antusias mengerjakan shalat tarawih secara berjama’ah. Sehingga jama’ah yang tidak mendapatkan tempat di dalam masjid, menggelar sajadah hingga ke halaman masjid.
Begitu juga di kampung tetangganya, seperti diakui oleh Marjuk, Ketua RT 12/03 Kampung Pakuncen, Kelurahan Ciwedus, dimana para jama’ah Shalat Tarawih di malam pertama ini sangat membludak hingga ke luar Masjid At-Taqwa yang menaungi warga di RT 12-13/03 tersebut.
“Iya tadi shalat tarawih pertama di sini sangat penuh, bahkan hingga ke jalan karena tidak tertampung di masjid,” terangnya kepada faktabanten.co.id melalui pesan Whatsapp.
Penuhnya jama’ah shalat tarawih di awal bulan Ramadhan 1439 Hijriyah ini juga terjadi di kampung tua lainnya, yakni Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang. Hal ini dikatakan oleh tokoh pemuda setempat Faisal Amir kepada faktabanten.co.id, usai Shalat Tarawih.
“Iya tadi tarawih pertama masjid penuh banget. Tapi nggak tahu kesananya mah,” ujar Faisal.
Suatu kebanggan bagi kita umat Islam tentunya, melihat realitas dimana saudara-saudara kita begitu bersemangat dalam beribadah kepada Allah SWT.
Namun juga tidak bisa dipungkiri, bahwa ketika bulan Ramadahan sudah memasuki 10 hari pertama bahkan hari ke 15 hingga akhir Ramadhan, biasanya, entah kenapa para jama’ah Shalat Tarawih secara bertahap terus berkurang.
Mungkin hal ini bukan hanya diterjadi di Cilegon saja, tapi juga diberbagai daerah lainnya di Indonesia. Suatu fenomena yang diri kita masing-masinglah yang bisa menjawabnya dengan jujur. (*/Ilung)